Liputan6.com, Jakarta - perubahan iklim dan bencana yang melanda beberapa daerah di Indonesia membuat harga cabai melambung tinggi. Bahkan di beberapa kota, harga cabai bisa menembus harga Rp 100 ribu per kilo gram (kg).
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI), Ngadiran mengatakan, kenaikan harga cabai di beberapa daerah belakangan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti cuaca dan sisa dari bencana alam seperti erupsi Gunung Sinabung yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Penyebabnya ada karena iklim, karena kemarau yang panjang. Ada juga karena beberapa daerah yang terkena erupsi seperti Sinanbug yang berulang-ulang dan di wilayah Jawa Timur juga ada beberapa daerah kena musibah," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Meski demikian, Ngadiran menyatakan bahwa kenaikan harga ini bisa dianggap sebagai kompensasi bagi para petani. Karena pada tiga hingga empat bulan lalu ketika panen raya, harga cabai anjlok sampai Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu per kg. Padahal agar bisa mendapatkan untung atau minimal kembali modal (break event point) harga jual cabai minimal Rp 7 ribu per kg.
"Ketika harga cabai ambruk tidak ada yang peduli. Padahal petani harus bayar utang pupuk, utang obat tanaman, bibit dan lain-lain. Sehingga pasca itu mereka jadi malas untuk menanam kembali. Kalau tanam cabai lagi, mereka takut bangkrut lagi," jelasnya.
Menurutnya, agar hal ini tidak terus terulang, pemerintah harus punyai anggaran khusus untuk menanggulangi hal ini. Selain itu pemerintah harus berinisiatif untuk membeli hasil panen cabai petani yang berlimpah untuk diolah menjadi produk kering atau diawetkan melalui cold storage. Hal ini yang dilakukan pemerintah di negara lain.
"Sekarang ketika permintaan tinggi dan barang kurang, ya jangan disalahkan petani," kata dia.
Selain itu, pemerintah juga diminta untuk melakukan pemeriksaan ke daerah untuk memastikan bahwa harga cabai tidak dimonopoli oleh pihak tertentu yang membentuk harga.
"Yang perlu di-cross check itu ke petani dan ijon. Apakah mereka (petani) jual segitu atau karena ijon. Karena ijon itu kan yang kasih pupuk, bibit. Jadi bisa saja ijon yang tentukan harganya," tandas Ngadiran. (Dny/Gdn)
Harga Cabai Mahal, Jangan Salahkan Petani
Pemerintah diminta untuk melakukan pemeriksaan ke daerah untuk memastikan bahwa harga cabai tidak dimonopoli oleh pihak tertentu.
diperbarui 13 Nov 2014, 16:09 WIBMenurut Asosiasi Logistik Indonesia, akan terjadi kenaikan biaya logistik sebesar 15 hingga 20 persen akibat pembatasan solar bersubsidi, Jakarta, Rabu (13/8/14). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Usai Nyoblos Pilkada 2024, Erick Thohir dan Maruarar Cek Apartemen TOD di Depok hingga Manggarai
Hasil Quick Count Charta Politika Pilkada Jatim 82,67%: Luluk-Lukman 8,31%, Khofifah-Emil 57,87%, Risma-Gus Hans 33,82%
Ridwan Kamil Sungkeman ke Ibunda Sebelum Kembali ke Jakarta
Hasil Quick Count Charta Politika Pilgub Jakarta 87.00%: RIDO 39.48%, Dharma-Kun 10.58%, Pramono-Rano 49.94%
Hasil Quick Count LSI Denny JA Pilkada Jabar 92%: Acep-Gitalis 10,61%, Jeje-Ronal 9,12%, Syaikhu-Ilham 17,98%, Dedi-Erwan 62,30%
Hasil Quick Count Indikator Pilgub Jateng Suara Masuk 91%: Andika-Hendi 41,7%, Luthfi-Yasin 58,3%
Tips Makanan Diet untuk Menurunkan Berat Badan Secara Sehat dan Efektif
Artificial Intelligence Adalah Teknologi yang Mengubah Masa Depan, Pahami Manfaat dan Kontroversinya
Trump Umumkan Calon Ketua Dewan Ekonomi Nasional AS, Intip Profilnya
Ramalan Gus Dur 18 Tahun Lalu soal Sepak Bola Indonesia, Akankah Jadi Nyata?
Momen Pilu Paula Verhoeven Pamit ke 2 Anaknya Mau ke Belanda, Harusnya Pergi Bertiga Tapi Gagal
Hasil Quick Count Indikator Pilkada Jakarta 80.25%: RIDO 40.03%, Dharma-Kun 10.50%, Pramono-Rano 49.47%