Harga Cabai Mahal, Jangan Salahkan Petani

Pemerintah diminta untuk melakukan pemeriksaan ke daerah untuk memastikan bahwa harga cabai tidak dimonopoli oleh pihak tertentu.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Nov 2014, 16:09 WIB
Menurut Asosiasi Logistik Indonesia, akan terjadi kenaikan biaya logistik sebesar 15 hingga 20 persen akibat pembatasan solar bersubsidi, Jakarta, Rabu (13/8/14). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - perubahan iklim dan bencana yang melanda beberapa daerah di Indonesia membuat harga cabai melambung tinggi. Bahkan di beberapa kota, harga cabai bisa menembus harga Rp 100 ribu per kilo gram (kg).

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI), Ngadiran mengatakan, kenaikan harga cabai di beberapa daerah belakangan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti cuaca dan sisa dari bencana alam seperti erupsi Gunung Sinabung yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Penyebabnya ada karena iklim, karena kemarau yang panjang. Ada juga karena beberapa daerah yang terkena erupsi seperti Sinanbug yang berulang-ulang dan di wilayah Jawa Timur juga ada beberapa daerah kena musibah," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Meski demikian, Ngadiran menyatakan bahwa kenaikan harga ini bisa dianggap sebagai kompensasi bagi para petani. Karena pada tiga hingga empat bulan lalu ketika panen raya, harga cabai anjlok sampai Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu per kg. Padahal agar bisa mendapatkan untung atau minimal kembali modal (break event point) harga jual cabai minimal Rp 7 ribu per kg.

"Ketika harga cabai ambruk tidak ada yang peduli. Padahal petani harus bayar utang pupuk, utang obat tanaman, bibit dan lain-lain. Sehingga pasca itu mereka jadi malas untuk menanam kembali. Kalau tanam cabai lagi, mereka takut bangkrut lagi," jelasnya.

Menurutnya, agar hal ini tidak terus terulang, pemerintah harus punyai anggaran khusus untuk menanggulangi hal ini. Selain itu pemerintah harus berinisiatif untuk membeli hasil panen cabai petani yang berlimpah untuk diolah menjadi produk kering atau diawetkan melalui cold storage. Hal ini yang dilakukan pemerintah di negara lain.

"Sekarang ketika permintaan tinggi dan barang kurang, ya jangan disalahkan petani," kata dia.

Selain itu, pemerintah juga diminta untuk melakukan pemeriksaan ke daerah untuk memastikan bahwa harga cabai tidak dimonopoli oleh pihak tertentu yang membentuk harga.

"Yang perlu di-cross check itu ke petani dan ijon. Apakah mereka (petani) jual segitu atau karena ijon. Karena ijon itu kan yang kasih pupuk, bibit. Jadi bisa saja ijon yang tentukan harganya," tandas Ngadiran. (Dny/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya