Mudah dan Murahnya Skrining Gangguan Tiroid pada Bayi

Untuk mendeteksi secara dini apakah ada kelainan akibat kekurangan hormon tiroid dalam tubuh bayi yang baru lahir digunakan cara SHK.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 14 Nov 2014, 11:30 WIB
Ilustrasi bayi tewas (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Untuk mendeteksi secara dini apakah ada kelainan akibat kekurangan hormon tiroid dalam tubuh bayi yang baru lahir digunakan skrining hipotiroid kongenital (SHK).

Ini merupakan tindakan awal dalam mencegah keterbelakangan mental serta fisik bila diketahui sang bayi memiliki kekurangan hormon tiroid (hipotiroid kongenital).

SHK bisa dilakukan oleh dokter yang ada di puskesmas, klinik bersalin, dan rumah sakit. Bahkan bidan yang ada di seluruh wilayah Indonesia bisa melakukan skrining ini.

"Caranya mudah sehingga bidan pun bisa melakukan hal ini. Apalagi bidan adalah ujung tombak yang ada di masyarakat," terang dr. Diet S. Rustama Sp.A (K) saat berbincang dengan Health-Liputan6.com usai acara 'Advokasi Skrining Hipotiroid Kongenital' di Hotel Amaroossa Bekasi pada Kamis (13/11/2014).

Para bidan maupun tenaga medis akan mengambil darah sebanyak 2-3 tetes dari tumit bayi berusia 48-72 jam. Darah akan diteteskan pada kertas khusus. Kertas ini langsung dikirim menuju laboratorium yang berada di RS Cipto Mangunkusumo atau RS Hasan Sadikin. Hasilnya akan diketahui dalam hitungan minggu, bila hasil positif bayi akan segera diobati sebelum berusia satu bulan.

"Sangat sederhana dan murah namun punya peran penting dalam mencegah munculnya risiko akibat kekurangan hormon tiroid," terang dr Diet.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya