Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti dari Yale Economics Department menunjukkan bahwa smartphone berisiko meningkatkan patah tulang pada anak. Bagaimana bisa?
Seperti dilansir dari The New York Times pada Jumat (14/11/2014), hal ini dapat terjadi karena kontribusi orang tua. Penggunaan smartphone yang semakin meluas membuat orang tua teralihkan dari menjaga anak-anak mereka ketika bermain. Mereka lebih sibuk bermain dengan smartphone-nya sendiri. Hal inilah yang membuat anak berisiko patah tulang lebih tinggi.
Advertisement
Penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan patah tulang sebesar 10 persen pada anak, terutama mereka yang berada di bawah 6 tahun. Sedikitnya anak yang berumur lebih dari 6 tahun yang terkena patah tulang sendiri disebabkan karena anak pada usia tersebut sangat jarang bermain di taman kota.
Penelitian ini sendiri mengambil sampel dari anak-anak yang bermain di taman kota bersama orang tuanya. Sampel tersebut diambil dari data yang terdapat pada National Electronic Injury Surveillance System yang dijalankan oleh Consumer Product Safety Commission atau Komisi Keamanan Produk Konsumen.
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan para orang tua tidak lagi terlalu fokus pada smartphone dan kembali memperhatiakan anak-anak mereka, terutama ketika sedang bermain. Hasil penelitian ini juga mengingatkan kembali para orang tua bahwa pertumbuhan anak-anak sepenuhnya tanggung jawab mereka.