Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus mendorong penggunaan produk dalam negeri melalui program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Namun sayangnya, hingga saat ini masih banyak instansi pemerintah dan perusahaan BUMN yang dalam proses pengadaan barangnya menggunakan produk impor.
Melihat hal ini, Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Pemasaran dan P3DN, Ferry Yahya mengatakan, untuk mendorong program P3DN tidak bisa dilakukan oleh Kemenperin sendiri, melainkan harus juga melibatkan instansi lain.
Menurutnya, jika perlu, instansi seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga harus lebih banyak dilibatkan agar bisa 'memaksa' instansi pemerintah lain dan BUMN untuk menggunakan produk dalam negeri.
"Bisa diusulkan ke KPK, kalau mereka belinya dari luar dimasukan kategori korupsi. Dengan begitu mereka pasti akan takut," ujarnya di Batam, Jumat (14/11/2014).
Ferry mengungkapkan, dengan memberi barang yang diproduksi di dalam negeri, banyak dampak positif yang akan ditimbulkan dan jalannya roda perekonomian akan semakin baik.
"Ini karena dampaknya akan besar kepada tenaga kerja dan pertumbuhan industri dalam negeri. Ujungnya berdampak baik bagi perekonomian kita," lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Gabungan Usaha Penunjang Energi dan Migas (Guspenmigas) Willem Siahaya mengatakan bahwa untuk menumbuhkan industri dalam negeri, P3DN ini memang harus didorong semaksimal mungkin. Dalam hal ini, pemerintah harus lebih tegas supaya memberikan kepastian hukum bagi industri di dalam negeri.
"Kalau perlu yang masih membeli produk impor diberi hukuman berat, kalau perlu tembak mati saja, ini kan supaya ada kepastian hukum bagi industri di dalam negeri," kata dia.
Seperti diketahui, larangan penggunaan produk impor sendiri telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 tahun 2004, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 3 Tahun 2014.
Dalam aturan ini, menyatakan bahwa pengadaan barang dilarang melalui impor jika barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri, telah memenuhi persyaratan spesifikasi sesuai kebutuhan dan jumlah produksi dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri. (Dny/Gdn)
BUMN Beli Barang dari Luar Negeri Bisa Kena Jerat KPK
KPK harus lebih banyak dilibatkan agar bisa memaksa instansi pemerintah gunakan produk dalam negeri.
diperbarui 14 Nov 2014, 12:29 WIB(Liputan 6 TV)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
BRI Life Beri Pelatihan dan Asuransi Gratis ke 30 Pelaku UMKM di Bungbulang
2 Peringatan Besar di 20 Januari 2025, Bursa Saham AS hingga Bank Tutup
10 Sejarah dan Fakta Menarik Seputar Pelantikan Presiden Amerika Serikat
Ada Libur Nasional dan Cuti Bersama, Ganjil Genap di Jakarta 27-29 Januari Ditiadakan
Tes Mata Online Upaya Mengidentifikasi Katarak dan Refraksi di Jawa Timur
Kepolisian Kini Punya Desk Ketenagakerjaan, Buruh Bisa Sampaikan Keluhan
Tatkala Nabi Musa Bertanya kepada Allah yang Tak Mengantuk, Dikisahkan Gus Baha
Indonesia Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional, Menteri LH Colek Menhut Ikut Berpartisipasi
Zakat Fitrah Berapa Kg? Panduan Lengkap Besaran dan Cara Pembayaran
Mengupas Kekuatan Drakor Love Scout: dari Pesona Pria Green Flag hingga Gereget Romansa Tipis-Tipis
Arti Literally: Pengertian, Penggunaan dan Contoh dalam Bahasa Inggris
Apa Itu Pikmi Girl: Fenomena Sosial yang Viral di Media Sosial