Kesuksesan Masyarakat Ekonomi ASEAN Sangat Bergantung Pada RI

Kesiapan Indonesia untuk mewujudkan MEA, khususnya dalam integrasi pasar modal masih dipertanyakan.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 14 Nov 2014, 15:57 WIB
(Foto: jmproid)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kesuksesan sejumlah pasar modal dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat bergantung pada kesiapan Indonesia untuk bergabung dalam integrasi yang terbilang ambisius tersebut. MEA memang berambisi menjadi pasar tunggal dan basis produksi di kawasan sendiri.

Mengutip laman The Star Business, Jumat (14/11/2014), dalam teorinya, kehadiran MEA pada 2015 dapat menyederhanakan proses perdagangan dan investasi antar negara ASEAN. Itu juga dapat mnembantu ASEAN menjadi pemain besar dalam perekonomian global.

Tapi kesiapan Indonesia untuk mewujudkan MEA, khususnya dalam integrasi pasar modal masih dipertanyakan.

Menguasai 40 persen kawasan ASEAN dengan tingkat ekonomi senilai US$ 2,1 triliun, Indonesia sejauh ini masih menjadi pemain paling berpengaruh di antara 10 anggota ASEAN lain. Keengganan untuk membuka perekonomiannya lebih jauh memunculkan kekhawatiran akan terhambatnya MEA.

Sejauh ini, MEA juga menaungi ASEAN Capital Markets Forum (ACMF) yang merupakan komponen penting dalam pengembangan pasar modal yang terintegrasi dengan baik. Hal itu memungkinkan modal mengalir secara besar ke kawasan ASEAN.

Sayangnya, sejauh ini baru tiga negara yang bergabung dengan jaringan perdagangan tersebut yaitu Thailand, Singpura dan Malaysia. Tujuan secara kesluruhan ACMF adalah menyediakan akses yang lebih mudah dan sederhana bagi para investor.

Sementara Indonesia masih belum mau bergabung dengan jaringan perdagagnan tersebut.

"Dunia mengakui pentingnya Indonesia dengan keterlibatannya di G20. Setiap inisiatif ASEAN pasti melibatkan Indonesia atau setidaknya membutuhkan pendapat Indonesia. Itu sejalan dengan kekhawatiran terciptanya MEA," ungkap CEO CIMB Group Datuk Seri Nazir Razak.

Dia menilai, saat ini, nasionalisme Indonesia tengah meningkat dan sebagian dipicu ketakutan terbentuknya MEA. Jika Presiden Joko Widodo memilih untuk menguatkan sentimen tersebut, MEA diragukan bisa terwujud. Secara umum, Indonesia masih menjadi bagian dari rancangan integrasi pasar tersebut. (Sis/Nrm)

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya