Liputan6.com, Jakarta - Kasus pengemplangan pajak kembali terungkap. Kali ini, para pihak tak bertanggung jawab sengaja memalsukan faktur pajak sehingga para wajib pajak tidak perlu menyetor ke negara. Alhasil, negara dirugikan tak kurang dari Rp 4 miliar.
Kasus ini terungkap saat Kanwil Pajak Jakarta Timur menemukan adanya faktur pajak palsu di kantor KPP Kramatjati. Petugas kemudian mendalami kejadian ini dan berhasil menangkap total 8 tersangka.
Dua tersangka berinisial P alias W dan R, hari ini diserahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur beserta barang bukti.
Kasubdit Penyidikan Direktorak Jenderal Pajak Sugeng mengatakan, kedua tersangka pernah bekerja di lingkungan pajak. Tersangka R merupakan mantan pegawai honorer sedangkan P merupakan petugas cleaning service.
"Ini merupakan pengembangan kasus dari teman-teman di unit kanwil Pajak Jakarta Timur, yang menemukan kejanggalan dalam penerbitan faktur yang tidak jelas perusahaannya," kata Sugeng di kantor Kejaksaan Negeri Jakarta Timur, Jumat (14/11/2014).
Sugeng menjelaskan, sindikat ini berpura-pura menjadi konsultan pajak kepada perusahaan yang meminta bantuan mereka. Padahal, sindikat ini tidak punya badan usaha resmi sebagai konsultan pajak.
Merekalah yang mengatur semua pengurusan pajak perusahaan. Termasuk faktur pajak pembelian barang. Dalam faktur itu, tertera pembelian barang yang sebenarnya tidak pernah dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan lalu hanya membayar beberapa persen dari pajak yang seharusnya dikeluarkan, seolah mereka telah membayar pajak kepada negara. Padahal, uang yang dibayarkan langsung masuk ke kantor para tersangka.
"Empat tersangka masih dalam proses penyidikan. Sekarang, baru 2 tersangka yang berkas dan barang bukti kita serahkan yakni mantan pegawai honorer dan mantan petugas cleaning service. Dua tersangka lagi akan kita serahkan hari Selasa depan," ujar dia.
Akibat perbuatan para tersangka, negara mengalami kerugian tak kurang dari Rp 4 miliar. Dari P alias W senilai Rp 3,8 miliar sedangkan dari R senilai Rp 1,170 miliar.
"Masing-masing tersangka memiliki peran masing-masing dalam jaringan ini. Di antaranya ada yang berperan sebagai penerbit faktur, ada yang menuliskan SPT, dan juga ada yang mencarikan konsumen," tutup Sugeng.
Dikonfirmasi, Kasie Pidsus Kejaksaan Negeri Jakarta Timur Silvia Desty Rosalina mengatakan, institusinya telah menerima 2 tersangka limpahan dari Direktorat Jenderal Pajak dan Bareskrim Mabes Polri. Setelah diperiksa, mereka akan ditahan di LP Cipinang.
"Masa penahanan 20 hari," terang Silvia. Keduanya diancam Pasal 39 A Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan jo Pasal 43 UU tentang Ketentuan Umum Perpajakan, dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara. (Mut)
Mantan Cleaning Service Gelapkan Pajak Rp 4 Miliar
Sindikat ini berpura-pura menjadi konsultan pajak kepada perusahaan yang meminta bantuan mereka. Padahal, sindikat ini tak punya badan usaha
diperbarui 14 Nov 2014, 13:39 WIB(Liputan6.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Daftar Promo Pilkada 2024, Dari Makanan, Minuman, hingga Transportasi Banyak Diskonnya
Akselerasi Proyek Hulu dan Investasi, SKK Migas Revisi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Steven Kandouw Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilihnya Sesuai Hati Nurani
Exit Poll Bisa Jadi Gambaran Hasil Pilkada 2024 sebelum Pengumuman Resmi KPU, Ini Alasannya
Sejalan dengan Kearifan Lokal, ACC Syariah Buka Cabang di Gorontalo
Pakai Dress Serba Putih saat Nyoblos ke TPS, Reihana: Layaknya Kanvas Kosong yang Bisa Dilukis Hal-Hal Baik
Kata Ulang Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap
Akankah Pilpres Namibia 2024 Lahirkan Presiden Perempuan Pertama?
Perjalanan Satgas UU Cipta Kerja, dari Pembentukan hingga Pembubaran
Koalisi Cek Fakta Gelar Pemeriksaan Fakta Serentak Saat Pemungutan Suara Pilkada 2024
Adu Gaya Selvi Ananda vs Nagita Slavina Saat Nyoblos Pilkada 2024
Pelayaran Tamarin Raih Kontrak Baru Rp 194,73 Miliar