Citizen6, Jakarta Melakukan aktivitas sosial yang berguna bagi masyarakat itu menyenangkan. karena itu beberapa orang melakukan aktivitas itu di sela-sela kesibukan kesehariannya. Salah satunya adalah Mega Pusparini. Perempuan ini rela meninggalkan kemapanannya berkarir di Jepang untuk mengurus Komunitas Hoshi Zora.
Banyak pertanyaan yang disampaikan kepada perempuan yang suka membaca dan traveling itu, namu ia tak pernah mau dijawabnya.
Advertisement
Menurutnya Hoshi Zora adalah kegiatan yang mengasah hati. Karena di sini kita pasti akan menemui orang-orang yang kurang beruntung dari kita. Keadaan itu kadang membuatnya miris. Namun ia juga merasa sangat terinspirasi ketika melihat anak yang penuh keterbatasan namun sungguh berprestasi.
"Rasanya terharu sekali ketika anak yang dulu bahkan melanjutkan SMA aja pikir2 tapi sekarang sudah kuliah di STAN, ITB, UGM dengan penuh percaya diri. Kalau dikirimi foto mereka di depan universitasnya, rasanya terharu sekali, " katanya.
Berikut sebagian perbincangan yang dilakukan via email dengan Mega:
Satu
Apa rencana terdekat Hoshi Zora?
Dalam waktu dekat ini kita akan menyelenggarakan HoshiZora Forum, event tahunan dimana seluruh adik bintang (sekitar 700 anak) berkumpul untuk upgrade wawasan dan motivasi. Tahun ini diselenggarakan pada tg 27 Desember di Universitas Negeri Yogyakara untuk adik bintang kelas 3 SMP dan SMA, dan tgl 28 Desember di Gembira Loka zoo untuk anak SD dan SMP kelas 1-2.
Selama mengurus gerakan ini, apa saja tantangannya?
Tantangan terbesar adalah bagaimana menjangkau lebih banyak anak dari seluruh pelosok negeri. Saat ini kami mempunyai 26 koordinator di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk bisa terus meng-engange mereka, menjaga semangat dan visi yang sama dengan mereka adalah usaha yang tidak mudah.
Selain itu tentu saja tantangan pendanaan. Mengingat ini adalah organisasi akar rumput yang dirintias bersama-sama oleh sekumpulan anak muda. Untuk itu, kami berusaha konsisten mengembangkan donasi publik, dan mulai tahun 2012 merintis unit usaha sosial yang bergerak di bidang tour.
[ Niatnya begitu besar untukmembantu anak-anak agar mereka yang kurang mampu bisa sekolah. Apa makna pendidikan bagi Megarini. Menurutnya, pendidikan adalah inspirasi. Iinspirasi tentang hidup, alam semesta, seni, sampai keterampilan hidup dan berbagai macam ilmu. Pendidikan adalah pencerahan, pendidikan adalah kunci untuk perbaikan dan kebaikan. ]
Saat ini sudah ada mana saja Hoshi Zora?
Kami memiliki headquarter di Jogja, dan 11 perwakilan di berbagai wilayah di Indonesia seperti di Lebak, Bawean, Bengkalis, Paser, Bima, Halmahera Selatan, dan Raja Ampat.
Advertisement
Dua
Apa kriteria anak yang dibantu?
Mempunyai motivasi yang tinggi untuk maju dan mengubah nasibnya. Selain itu tentu saja mempunyai keterbasan finansial. Kami juga mengutamakan yang mempunyai prestasi, namun tidak menutup kemungkinan untuk anak-anak yang belum menunjukkan prestasi riil (paling tidak punya potensi untuk berprestasi)
**
Perempuan yang suka sekali mengnjungi tempat-tempat baru,. Selain itu ia juga senang melakukan hal yang baru. Karena menurutnya hal itu juga sebuah proses belajar yang tiada henti, life-long learning.
Ia menceritakan kunci gerakan ini sebetulnya adalah IMPIAN. "Saya ingin setiap anak Indonesia mempunyai impian yang tinggi, dan berjuang mewujudkannya. Saya yakin dengan mempunyai impian, setiap orang akan mempunya kekuatan yg kuat, passion and courage untuk terus maju, dan mewujudkannya, " katanya.
Sejak masa kecil ia telah diajari tentang the power of dream ini. Jika mempunyai impian yang kuat, jalan dan usaha akan menuntun kita menuju arah tersebut. Dan beberapa kali ia telah membuktikan itu. Mengikuti pertukaran pelajar AFS, dan kuliah di Jepang adalah hasil kekuatan mimpi tersebut.
"Dulu saya juga bermimpi bisa keliling dunia, dan pernah memimpikan misalnya makan pagi di Jepang, makan siang di Hong Kong, dan makan malam di Indonesia. Dan itu benar-benar sesuatu yang menjadi kenyataan. Seru sekali hidup dengan harapan dan impian. Dan itu benar-benar mengubah hidup saya, melempar saya dalam dunia global, terangnya.
Dia menambahkan, kalau saya bisa, anak-anak Indonesia lainnya juga bisa untuk bermimpi tinggi dan mengubah hidupnya.
Menjadi seperti sekarang ini, ia banyak belajar dari Mahatma Gandhi, Dian Sastro, Dian Pelangi, sampai Anies Baswedan. Namun yang selalu menjadi inspirasi dari dulu dan sekarang adalah ibunya. Menurutnya, ibunyalah yang selalu percaya saya bisa.
Ibunya tak pernah menertawakan mimpinya yang kadang tak masuk akal. "Dia selalu menganggap saya hebat bahkan ketika saya gagal. Bisa membahagiakannya adalah motivasi yang tak terkira, " jelasnya.
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com