Bankir Kaya Menyesal Lupakan Keluarga Demi Cari Uang

Bankir kaya asal Australia John Jerryson menyesal menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bekerja demi uang dan mengabaikan keluarga

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 15 Nov 2014, 22:24 WIB
Foto: Business Insider

Liputan6.com, New York - Menjadi kaya setelah bekerja mengumpulkan banyak uang demi memenuhi kebutuhan hidup biasanya membuat banyak orang merasa bahagia. Tapi tidak bagi bankir kaya asal Australia John Jerryson yang justru menyesal karena menghabiskan terlalu banyak waktunya untuk bekerja demi uang semata.

"Saya menyesal menjadi ayah dan suami yang buruk, hanya menjadi mesin pencetak uang," ungkap Jerryson dalam tulisannya seperti dilansir dari Business Insider, Sabtu (15/11/2014).

Semua itu diungkapkan setelah mengetahui istrinya selingkuh dengan pria lain selama 10 tahun terakhir. Jerryson mengaku sangat menyesal telah memilih bekerja keras mencari uang dan selama 26 tahun menyia-nyiakan hidupnya hanya demi uang.

"Sekarang saya seorang bankir berusia 46 tahun dan kehidupan berjalan tidak seperti yang saya inginkan. Seluruh mimpi saya hancur, saya bekerja hingga malam hari, enam hari per minggu," tuturnya.

Semasa kuliah, dia bermimpi untuk pergi keliling dunia dan menulis novel. Dia juga ingin menjadi ayah yang baik serta memiliki hubungan harmonis dengan sang istri.

Tapi dia justru tidak melakukannya dan memilih mengejar kekayaan. Kini dia sangat menyesalinya.

"Dulu saya selalu merasa uang adalah hal yang paling penting. Saya menyesal membiarkan pekerjaan merenggut hidup saya. Menyesal menjadi suami yang buruk dan tak bisa ada saat anak membutuhkan saya," kisahnya.

Jerryson menyarankan setiap orang yang membaca kisah hidupnya untuk berhenti menunda dan terus mengejar mimpi masa muda. Jangan lupakan teman dan keluarga hanya karena bekerja demi uang.

"Jangan seperti saya. Jangan sia-siakan hidup Anda dan seluruh orang terdekat demi bekerja mencari uang semata," katanya.

Kisah Jerryson merupakan salah satu bukti lain bahwa uang bukan segalanya dan tak bisa membeli kebahagiaan. (Sis/Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya