Liputan6.com, Blitar - Belasan jurnalis di Blitar, Jawa Timur, baik dari media elektronik dan media cetak menggelar aksi solidaritas. Mereka berjalan mundur menuju Mapolresta Blitar sebagai bentuk ungkapan kemunduran demokrasi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (14/11/2014), para jurnalis itu menggelar aksi solidaritas atas kekerasan dan penganiayaan yang dialami sejumlah jurnalis di Makassar, Sulawesi Selatan saat meliput.
Advertisement
Bahkan ada jurnalis yang berdandan ala mumi, simbol jurnalis dianggap telah mati. Para pendemo meminta polisi tidak sewenang-wenang apalagi sampai menganiaya jurnalis. Demo disertai aksi teatrikal di Gerbang Mako Mapolresta Blitar sebagai bentuk intimidasi terhadap profesi jurnalis.
Sementara itu, puluhan jurnalis yang tergabung dalam Koalisi Jurnalis Makassar menggelar aksi simpati di Kantor Mapolrestabes Makassar Jalan Ahmad Yani sebagai protes tindakan represif polisi dalam membubarkan demo tolak kenaikan harga BBM mahasiswa di Makassar. Sedikitnya 8 wartawan Makassar terluka saat meliput.
Para jurnalis memperlihatkan foto oknum polisi yang diduga pelaku pengrusakan dan perampasan memori kamera wartawan.
Para pendemo yang merupakan jurnalis meminta Polda Sulawesi Selatan dan Barat untuk mengusut tuntas dan menangkap oknum polisi yang anarkis. Kapolrestabes Makassar, Kombespol Fery Abraham yang menemui pendemo berjanji akan memenuhi permintaan pendemo.
Di Jakarta, puluhan wartawan menggelar aksi keprihatinan atas kekerasan yang dilakukan pasukan Brimob Polresta Makassar itu. Aksi digelar di Bundaran Hotel Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Wartawan mendesak Kapolri menindak tegas anggota Brimob yang terbukti memukul wartawan. Mereka juga menggelar aksi teatrikal untuk menggambarkan pemukulan yang dilakukan pada Kamis 13 November kemarin.
Dalam aksi teatrikal itu, anggota Brimob memukul wartawan bertubi-tubi meski kondisi korban sudah tidak berdaya. Padahal saat itu wartawan sedang menjalankan tugasnya yang dilindungi undang-undang. (Ans)