Liputan6.com, Jakarta - Akibat banjir kiriman dari kawasan huku Sungai Ciliwung di Bogor, Jawa Barat, ribuan permukiman warga di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur kembali terendam banjir. Para ibu dan anak-anak terpaksa mengarungi banjir yang tingginya mencapai 2,5 meter. Meski begitu, ada saja warga yang tetap bertahan di lantai 2 rumahnya dan berharap banjir segera surut.
Permukiman warga di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur telah 3 kali diterjang banjir di awal musim penghujan ini. Daerah langganan banjir lainnya terjadi di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Di lokasi ini, rumah warga di 2 RT terendam dengan ketinggian air mencapai 1 meter.
Selain Kampung Melayu dan Bukit Duri, wilayah lain yang juga ikut terendam adalah Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Banjir merendam ruas jalan dan pemukiman di 5 RT dengan ketinggian air mencapai setengah meter dan membuat beberapa sepeda motor mogok. Banjir diduga terjadi karena luapan Kali Angke yang diperparah tersumbatnya saluran air.
Hujan mengguyur Jakarta, kemacetan pun tak terhindarkan. Di Jalan TB Simatupang, Jagakarsa, Jakarta Selatan lalu lintas padat merayap. Di beberapa titik genangan, kendaraan tak berani melintas. Selain itu, saluran pembuangan air pun tak berfungsi akibat tertutup sampah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) telah memasuki musim penghujan dan memprediksi puncaknya akan terjadi pada Desember, Januari dan Februari. Untuk itu BMKG meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengantisipasi banjir kembali terjadi tahun ini. Namun upaya itu belum berhasil menangkal banjir, karena banjir sudah mulai terjadi. Padahal ini masih masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
Ibukota masih bergelut dengan persoalan tumpukan sampah dan upaya normalisasi kali yang tak ada habisnya. Seperti yang terjadi di Kali Sentiong, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Petugas dikerahkan membersihkan sampah untuk mengantisipasi datangnya banjir. Meski sudah sering dibersihkan, sampah kembali memenuhi kali.
Normalisasi kali juga terus dilakukan, namun baru 4 dari 13 kali yang dinormalisasi. Itu pun belum selesai. Sementara dari 44 waduk di Ibukota belum semuanya rampung dipulihkan fungsinya, seperti yang terjadi di Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Jakarta Timur. Pengerjaan lahan seluas 7 hektare itu tampak terhenti meskipun hunian warga telah ditertibkan.
Meski begitu, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tetap optimistis dan menjamin banjir di Ibukota tak akan lebih dari 1 hari ini. Karena Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya meminimalisasi banjir, salah satunya dengan merevitalisasi sejumlah sungai sebelum musim banjir tiba.
Saksikan Barometer Pekan Ini selengkapnya pada tautan video yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (15/11/2014) di bawah ini.
Advertisement