Liputan6.com, Brisbane - Selama pelaksanaan KTT G-20 di Brisbane, Rusia mendapat tekanan oleh sejumlah pemimpin Barat, soal peran negara itu dalam krisis Ukraina.
PM Kanada, Stephen Harper berkata pada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ia harus 'keluar dari Ukraina'.
Sementara Presiden AS Barack Obama mengatakan, 'agresi' Moskow di Ukraina adalah 'ancaman bagi dunia'. Inggris tak kalah galak, mengancam pemberlakuan sanksi lebih berat kecuali jika Rusia menghentikan aksinya 'mendestabilisasi' negara tetangga.
KTT G-20 di Australia fokus mendorong pertumbuhan ekonomi global ke angka 2 persen dalam 5 tahun. Namun, di hari pertama yang mengemuka justru isu Ukraina -- di mana separatis pro-Rusia melawan pemerintah Kiev di wilayah paling timur.
Ukraina dan sekutu Baratnya telah menuduh Rusia mengirimkan pasukan militer di perbatasan -- tuduhan yang disangkal Kremlin. Uni Eropa bahkan memberlakukan saksi ketika Rusia mencaplok Crimea pada bulan Maret 2014.
Sebelum G-20, PM Inggris David Cameron mengatakan, jika tentara Rusia masih ada di Ukraina, maka "hubungan antara Eropa dan Rusia" akan jauh berbeda. Kemungkinan sanksi atas Rusia diperberat juga dimungkinkan terjadi.
PM Cameron kemudian menggelar pertemuan 4 mata dengan Putin. "Keduanya membahas tentang bagaimana "membangun kembali hubungan," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, seperti dimuat BBC, 15 November 2014.
Sementara, saat bertemu PM Kanada, Presiden Putin mendapat sambutan dingin. "Saya akan menjabat tangan Anda, tapi saya hanya punya satu hal untuk dikatakan pada Anda: Anda harus keluar dari Ukraina."
Presiden Obama mengatakan Amerika Serikat berada di garis depan "menentang agresi Rusia terhadap Ukraina, yang merupakan ancaman bagi dunia".
Barat percaya Rusia berada di balik eskalasi ketegangan di timur Ukraina. Dalam konflik yang menelan 4.000 nyawa itu -- belum termasuk nyawa dalam pesawat Malaysia Airlines MH17 yang dirudal saat melintas di kawasan tersebut. Ketegangan bertambah karena aktivitas tentara Rusia di sekitar perbatasan NATO.
Pada hari Senin, menteri luar negeri Uni Eropa akan mempertimbangkan apakah akan memperpanjang sanksi terhadap Rusia -- meski saat ini ada sejumlah pembatasan dalam bidang energi, pertahanan dan sektor keuangan, juga larangan bepergian juga pembekuan aset pribadi sejumlah orang.
Pulang Lebih Awal
Presiden Putin membantah terlibat langsung di Ukraina. Para pejabat Rusia mengatakan sang pemimpin berencana untuk meninggalkan KTT G-20 lebih awal, pada hari Minggu. Namun, tak memberikan alasan jelas soal itu.
Sementara, seperti dikutip dari Russia Today, Putin mengatakan, sanksi terhadap Rusia bisa menjadi bumerang. Khususnya bagi Ukraina.
"Jika mitra Eropa dan Amerika ingin membantu Ukraina, bagaimana bisa mereka melemahkan basis keuangan dengan membatasi akses lembaga keuangan kami ke pasar modal dunia?," kata Putin. Sebab, kata dia, keuangan Ukraina bergantung dari kredit dari bank-bank Rusia.
"Mereka ingin membuat bank kami bangkrut? Dalam hal ini, mereka juga akan membuat Ukraina bangkrut."
Presiden Rusia Disambut Dingin di KTT G-20
Selama pelaksanaan KTT G-20 di Brisbane, Rusia mendapat tekanan oleh sejumlah pemimpin Barat, soal peran negara itu dalam krisis Ukraina.
diperbarui 16 Nov 2014, 00:55 WIB(Foto: CNN)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pertamina Yakin RDMP Balikpapan Bisa Rampung Sebelum September 2025
Tren Rambut Korea 2025, Inspirasi Awal Tahun untuk Tampil Cantik Ala Artis Korea
350 Quote Sunrise untuk Memulai Hari dengan Semangat
7 Potret Talitha Curtis Pamer 8 Tato di Tubuh, Tato Ular Tanda Penyembuhan
Cara Membuat Martabak Telur: Resep Lengkap dan Variasi Lezat
Ciri Wayang Beber Adalah Warisan Budaya Tertua Indonesia yang Unik
Apa itu Mutualan? Panduan Lengkap Mengenai Fenomena Media Sosial
Selama Libur Nataru, ASN Kota Tangerang Dilarang Gunakan Mobil Dinas untuk Bepergian
Lakukan Tindak Pidana Korupsi, Satu ASN Gunungkidul Dipecat
41 Ciri Hamil Sebelum Telat Haid yang Perlu Diketahui
BPH Migas Buka Posko Sambut Nataru, Pastikan Kebutuhan BBM hingga LPG Aman
Kereta Java Priority Layani Rute Jakarta-Yogyakarta di Musim Libur Nataru, Apa Bedanya dengan Direct Train?