Bologna memulai petualangannya di kompetisi 2008/09 dengan hasil sangat baik. Berstatus tim tamu, mereka sukses mempermalukan favorit juara, AC Milan, di San Siro dengan kemenangan 2-1. Meski demikian, kemenangan tersebut belum membuat pelatih Bologna, Daniele Arrigoni, berpuas diri.
Menurut Arrigoni, kemenangan timnya tidak lepas dari faktor keberuntungan. “Untuk memenangkan pertandingan seperti itu, semua komponen tim harus bekerja bersama. Kami melakukan hal bagus, namun kami juga beruntung, beberapa hal dapat mengubah hasil pertandingan, jika mereka (Milan) menyerang frontal di babak kedua, maka semuanya dapat berubah, “ ujar Arrigoni sepeti dikutip Goal.
Dengan rendah hati ia bertutur: “Sejujurnya, Milan tidak pantas kalah. Penampilan kami tidak istimewa.”
“Kami bermain disiplin, namun terlalu hati-hati. Kami cukup baik, namun belum menyerang seperti yang saya inginkan. Beberapa pemain masih dapat bermain dengan lebih baik lagi, beberapa di antara mereka mungkin sedikit terintimidasi oleh (suasana) Stadion San Siro, secara umum, kami belum menampilkan performa seperti yang kuinginkan. Kami harus lebih berkonsentrasi dalam situasi seperti itu,” kritik mantan pelatih Livorno itu.
Ia memiliki perhatian khusus pada dua aktor kemenangan Bologna. Kepada Marco Di Vaio, Arrigoni memberi kredit tersendiri padanya. Namun untuk Fransisco Valiani, yang mencetak gol kemenangan, allenatore 48 tahun tersebut berharap agar si pemain tetap rendah hati.
Ia berkata: “Di Vaio? Saya telah mengamatinya selama lebih dari sepuluh tahun, kecuali saat ia bermain di luar negeri. Ia merupakan striker bagus, namun dirinya masih dapat bermain lebih baik lagi.”
“Sementara itu Valiani, sebaiknya ia tetap merendah, seperti apa yang telah ia lakukan selama ini. Semua orang membicarakan kekuatannya, namun itu harus disikapi dengan biasa saja. Dan ia pun harus berkembang: ia mencetak gol hebat, namun dirinya tidak bermain bagus,” tandas Arrigoni.
Menurut Arrigoni, kemenangan timnya tidak lepas dari faktor keberuntungan. “Untuk memenangkan pertandingan seperti itu, semua komponen tim harus bekerja bersama. Kami melakukan hal bagus, namun kami juga beruntung, beberapa hal dapat mengubah hasil pertandingan, jika mereka (Milan) menyerang frontal di babak kedua, maka semuanya dapat berubah, “ ujar Arrigoni sepeti dikutip Goal.
Dengan rendah hati ia bertutur: “Sejujurnya, Milan tidak pantas kalah. Penampilan kami tidak istimewa.”
“Kami bermain disiplin, namun terlalu hati-hati. Kami cukup baik, namun belum menyerang seperti yang saya inginkan. Beberapa pemain masih dapat bermain dengan lebih baik lagi, beberapa di antara mereka mungkin sedikit terintimidasi oleh (suasana) Stadion San Siro, secara umum, kami belum menampilkan performa seperti yang kuinginkan. Kami harus lebih berkonsentrasi dalam situasi seperti itu,” kritik mantan pelatih Livorno itu.
Ia memiliki perhatian khusus pada dua aktor kemenangan Bologna. Kepada Marco Di Vaio, Arrigoni memberi kredit tersendiri padanya. Namun untuk Fransisco Valiani, yang mencetak gol kemenangan, allenatore 48 tahun tersebut berharap agar si pemain tetap rendah hati.
Ia berkata: “Di Vaio? Saya telah mengamatinya selama lebih dari sepuluh tahun, kecuali saat ia bermain di luar negeri. Ia merupakan striker bagus, namun dirinya masih dapat bermain lebih baik lagi.”
“Sementara itu Valiani, sebaiknya ia tetap merendah, seperti apa yang telah ia lakukan selama ini. Semua orang membicarakan kekuatannya, namun itu harus disikapi dengan biasa saja. Dan ia pun harus berkembang: ia mencetak gol hebat, namun dirinya tidak bermain bagus,” tandas Arrigoni.