Liputan6.com, Jakarta Berbeda dengan rokok berbahan tembakau dan cengkeh, rokok elektrik bebas dikonsumsi meski dari sisi bahan sama-sama berbahaya. Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Sektor Rokok Tembakau dan Makanan, Bonhar Darma Putra, meminta agar Badan Pengawas Obat dan Makanan segera menerapkan kebijakan keras terhadap produk rokok elektrik.
"Dengan kebijakan ini BPOM tidak konsisten dengan kebijakan rokok padahal lembaga itu sudah dikenal anti tembakau. Kami khawatir ada politisasi dari kebijakan ini. Padahal ujung-ujungnya bisa mematikan pedagang rokok eceran," tulis Bonhar pada keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (18/11).
Bonhar pun mempertanyakan sikap BPOM yang berubah-ubah terkait rokok. Menurutnya, kebijakan rokok elektrik pada akan mematikan industri rokok tembakau yang notabene karya atau produk asli Indonesia. "Itu saja sama sudah memberangus industri, dan cepat lambat akan mematikan industri rokok dalam negeri juga," katanya.
"Kebijakan yang berdampak pada industri tembakau dan cengkeh dengan produk rokok, hanya lanjutan dari desakan asing terutama industri farmasi untuk kemudian menggantikan rokok asli seperti rokok kretek khas Indonesia. Ini sangat nyata faktual, saya rakyat biasa saja bisa melihat kelompok industri farmasi ini menggantikan rokok asli, kebijakan berlebihan seperti ini harus dilawan," ujarnya.
Untuk itu, ia berharap agar masyarakat, aktivis, juga kelompok yang berpihak pada kepentingan industri dalam negeri untuk pro aktif
mengawasi BPOM agar jangan sampai mengeluarkan kebijakan yang merugikan dan membuat regulasi sembarangan.
"Dalam bisnis harus terbuka fair, harus lebih hati hati. Bagi pedagang seperti kami, dalam bisnis itu harus terbuka dan fair dan tak ada yang diuntungkan dari satu kebijakan. Saat ini kami tengah menyiapkan untuk melakukan untuk rasa aksi keprihatinan di kantor BPOM," katanya.
Petani Tembakau Dorong BPOM Percepat Aturan Rokok Elektrik
Berbeda dengan rokok berbahan tembakau dan cengkeh, rokok elektrik bebas dikonsumsi meski dari sisi bahan sama-sama berbahaya.
diperbarui 18 Nov 2014, 18:30 WIB(Foto: Antara)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Daftar Bansos: Panduan Lengkap Mendapatkan Bantuan Sosial Pemerintah
Ciri-Ciri Hamil 2 Bulan, Kenali Perubahan Fisik dan Emosionalnya
Ciri Tekanan Darah Tinggi, Penyebab, dan Pengobatannya
Cara Menonaktifkan SafeSearch di Google: Panduan Lengkap
Erick Thohir Izinkan Pemain Timnas Indonesia Berkomunikasi dengan Pelatih Baru, dan Berencana Bertemu Pesepak Bola BRI Liga 1
Jadwal Malaysia Open 2025, Tayang Mulai Hari Ini 7 Januari
Cara Buat Daftar Isi Otomatis di Microsoft Word, Google Docs, dan Perangkat Mobile
Erick Thohir Memilih Pelatih Asal Belanda untuk Timnas Indonesia, Ini Alasannya
570 Aduan Penipuan Catut Nama Bea Cukai Catat, Ini Cara Cek Biar Tak jadi Korban
12 Destinasi Wisata Banjarbaru yang Wajib Dikunjungi, Panduan Lengkap untuk Liburan Keluarga
Harga Emas Tunjukkan Tren Bullish, Tengok Analisisnya
Masuk Masjid sedang Adzan, Bolehkah Langsung Sholat Sunnah? Ini Kata Buya Yahya