Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) akan melakukan mogok nasional sebagai reaksi atas kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2 ribu. Menyikapi hal itu, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berkomunikasi dengan pihak Organda.
"Enggak lah (mogok nasional), kita akan komunikasi, kita akan bicarakan, Organda juga harus memikirkan kepentingan yang lebih besar," kata Sofyan menjawab pertanyaan wartawan terkait rencana mogok nasional Organda, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Dia menjelaskan, dengan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut, maka subsidi dapat dialihkan untuk pembangunan infrastruktur yang akan menunjang perekonomian.
Mantan Menteri BUMN itu menerangkan, pemerintah juga telah menyiapkan anggaran untuk kompensasi bagi masyarakat miskin yang terkena dampak kenaikan harga BBM tersebut melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Ia melanjutkan, kompensasi yang diberikan sebesar Rp 200 ribu per bulan yang dialokasikan kepada 15,6 juta rumah tangga sasaran. Anggaran kompensasi tersebut untuk 2014 telah dialokasikan sebesar Rp 6 triliun.
"Itukan anggaran yang sudah ada karena kompensasi itu, perlindungan yang buat subsidi ini ada Rp 6 triliun yang dianggarkan tahun 2014," kata dia.
Sebelumnya, seluruh pengusaha angkutan umum yang tergabung dalam Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) berencana melakukan mogok nasional pada Rabu 19 November 2014 sebagai protes atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena Soerbakti usai mengikuti Musyawarah Kerja Nasional IV Organda 2014 di Semarang, Jawa Tengah, Selasa 18 November 2014 sebagai reaksi atas kebijakan pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000.
"Angkutan umum dan angkutan barang akan mogok secara nasional mulai pukul 00.00 WIB dan berlangsung selama satu hari penuh," kata Eka. (Ant/Nan/Riz)
Jurus Pemerintah Jokowi Hadapi Mogok Nasional Organda
Dia menjelaskan, dengan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut, maka subsidi dapat dialihkan untuk pembangunan infrastruktur.
diperbarui 19 Nov 2014, 03:00 WIB(Foto: Antara)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Fungsi Repeater: Memperluas Jangkauan Jaringan WiFi dengan Mudah
Harga Kripto Hari Ini 19 Desember 2024: Bitcoin dan Ethereum Kompak Memerah
Diperiksa Kejati soal Dugaan Korupsi, Pemprov Jakarta Nonaktifkan Kepala Dinas Kebudayaan
Mengenal Ciri Ciri Ginjal Bermasalah dan Cara Menjaga Kesehatannya
Viral Tren Kecantikan Lingkaran Hitam di Bawah Mata, Bikin Kulit Seperti Reptil
Arti Mimpi Digigit Harimau: Tafsir, Makna, dan Penjelasan Lengkap
Ciri Ciri Tensi Tinggi: Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Market Value Timnas Indonesia: 3 Pemain Pasarannya Turun Drastis, Salah Satunya The Professor
Anak Ketiga Lahir, Ini Makna Nama Bayi Laki-Laki Shandy Purnamasari dan Gilang Widya
Kacamata Pintar Ray-Ban Meta Bakal Bisa Kenali Lagu dengan Shazam
Stok BBM AS Berkurang, Harga Minyak Mentah Dunia Naik
Jangan Terlalu Serius Mengejar Dunia, Nasib Kita di Akhirat Belum Jelas Kata UAH