Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha angkutan umum di wilayah Jakarta akan mengajukan kenaikan tarif kepada pemerintah daerah (pemda) DKI Jakarta. Hal ini sebagai buntut dari harga BBM naik yang telah tetapkan pemerintah dan berlaku mulai Selasa (18/11/2014) pukul 00.00 WIB.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, Safruan Sinungan mengatakan, kenaikan harga BBM ini dipastikan mempengaruhi tarif angkutan karena biaya operasional angkutan ikut terkerek naik. Hal tersebut juga menyangkut upah supir dan kernet angkutan.
"Akan ada kenaikan tarif, kami ajukan ke pemerintah DKI pada Kamis atau Jumat. Kirasan kenaikannya antara 30 persen hingga 40 persen," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Menurutnya, saat ini para supir angkutan umum sendiri telah mengambil inisiatif untuk menaikan tarif angkutannya. Namun untuk mencegah kenaikan yang berlebihan, maka diharapkan Pemda DKI Jakarta secepatnya merespon pengajuan tarif baru tersebut.
"Di lapangan kendaraan seperti angkot sudah naikan tarifnya sendiri, antara Rp 500 hingga Rp 1.000. Tapi kami akan cari yang tidak memberatkan masyarakat," lanjutnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya para pengusaha angkutan umum mengerti alasan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, namun dari pihak Organda sebelumnya sudah meminta supaya kenaikan tersebut tidak dikenakan kepada angkutan umum.
"Bahkan kalau bisa diberikan insentif supaya punya kemampuan untuk merevitalisasi sarana angkutan umumnya. Apalagi tahun depan sudah pasar bebas ASEAN," kata dia.
Namun Safruan menyayangkan sikap pemerintah yang sejak dulu tidak pernah berpihak kepada pengusaha angkutan umum. Angkutan umum pun terpaksa harus berkembang sendiri tanpa bantuan pemerintah.
Meski hal tersebut selama ini tidak pernah dipermasalahkan dan tetap bisa berkembang sendiri tetapi masalahnya tarif angkutan tetap ditentukan oleh pemerintah. Celakanya, ketentuan tarif yang diberlakukan bukanlah tarif keekonomian yang diinginkan oleh pengusaha, tetapi tarif yang lebih bersifat politis.
"Itu alasan kenapa metromini atau kopaja banyak yang bobrok, karena pengusaha tidak mampu mengganti dengan bus yang baru, sementara bus seperti kopaja harganya Rp 400 juta hingga Rp 500 juta," tandasnya komentari BBM naik. (Dny/Gdn)
BBM Naik, Organda DKI Jakarta Ajukan Tarif Angkutan Naik 40%
Saat BBM Naik, para supir angkutan umum telah mengambil inisiatif sendiri untuk menaikan tarif angkutannya.
diperbarui 19 Nov 2014, 10:59 WIBPetugas tampak memeriksa keabsahan dokumen yang dimiliki oleh supir Metromini (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dampak Pemilu AS ke Ekonomi Indonesia, Apa Saja?
Police Go To School, Pemilih Pemula SMAN 1 Rambah Diminta Tidak Golput
Jadwal Sholat Subuh Rabu 6 November 2024 di Kota Besar, Penting Cek Setiap Hari
Bekas Anak Buah Jadi Beking Ribuan Situs Judi Online, Budi Arie Bakal Diperiksa Polisi?
Di Tengah Teka-teki Masa Depan Mohamed Salah, Bos Liverpool Fokus Hadapi Bayer Leverkusen
Tol Bocimi Kembali Beroperasi dan Akan Diperpanjang
Saksikan Sinetron Naik Ranjang Episode Selasa 5 November 2024 Pukul 20.00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
6 Petunjuk dan Indikasi Kamu Ada dalam Mimpi Seseorang, Benarkah Jadi Ikatan Emosional?
Tata Cara Sholat Jenazah: Panduan Lengkap Sesuai Sunnah
Diare Adalah Gangguan Pencernaan Berupa Feses Cair, Begini Cara Mengatasinya
IHSG Berbalik Arah Menghijau, Saham GOTO hingga INCO Menguat Hari Ini 5 November 2024
Bangun 3 Juta Rumah, Nusron Wahid Siapkan 1,3 Juta Ha Tanah Terlantar