Liputan6.com, Jakarta - Aksi spionase tersembunyi yang dilakukan kelompok hacker "Darkhotel" berhasil diungkap. Menurut para ahli Global Research and Analysis Team Kaspersky Lab, para hacker mencuri data penting milik bos-bos perusahaan yang sedang bepergian ke luar negeri.
Targetnya adalah para petinggi perusahaan yang menginap di hotel mewah. Hacker juga tidak pernah mengincar target yang sama sebanyak dua kali. Para penjahat cyber dibalik Darkhotel ini disinyalir telah beroperasi selama hampir satu dekade, dengan ribuan korban di seluruh dunia.
Advertisement
"90 persen infeksi yang kami lihat terjadi di Jepang, Taiwan, Cina, Rusia dan Hong Kong, tapi kami juga melihat infeksi terjadi di Jerman, Amerika, Indonesia, India dan Irlandia," kata Kurt Baumgartner, Kepala Peneliti Keamanan di Kaspersky Lab dalam keterangannya.
Dalam keterangannya disebutkan bahwa pelaku melakukan penyerangan dengan perhitungan yang tepat. Mereka mendapatkan semua data berharga yang dibutuhkan dari target pertama, lalu menghapus jejak kejahatan mereka dan kemudian bersembunyi sambil menunggu target petinggi perusahaan berikutnya.
Target terbaru yang diincar adalah para petinggi perusahaan yang melakukan perjalanan bisnis termasuk para eksekutif penting dari Amerika Serikat dan Asia yang berbisnis dan berinvestasi dalam wilayah APAC, seperti para CEO, wakil presiden senior, direktur penjualan dan pegawai senior Research & Development.
Kurt Baumgartner menambahkan, sejak beberapa tahun sebelumnya, para pelaku dibalik Darkhotel telah beraksi dalam sejumlah serangan yang sukses kepada para petinggi perusahaan, dengan menggunakan metode dan teknik yang berjalan mulus bahkan melampaui perilaku tipikal kejahatan siber lainnya.
"Para pelaku ancaman ini memiliki cara kerja yang berkompetensi, kemampuan serangan matematis dan kripto analisis, dan sumber lain yang cukup untuk menyalahgunakan jaringan komersial dan menargetkan korban dari kategori tertentu dengan presisi yang tepat," terangnya.
(dew)