Liputan6.com, New York - Meski tampak terlihat tenang, tapi sejumlah pakar pasar modal Amerika Serikat memprediksi tak lama lagi, bursa saham AS dapat merosot drastis hingga 50 persen. Aset keuangan AS yang terus menggelembung menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ambruknya pasar modal di negara tersebut.
"Kami tak punya hak untuk terkejut melihat kekacauan di pasar modal yang terjadi secara mendadak. Faktanya, kami memprediksi itu akan benar-benar terjadi," ungkap manajer keuangan Mark Spitznagel yang juga pernah bergelut dengan krisis finansial 2008 seperti dikutip dari laman Money News, Rabu (19/11/2014).
Advertisement
Spitznagel tak sendirian dengan prediksinya. Penasehat keuangan Swiss Marc Faber mengatakan, Amerika Serikat memiliki gelembung aset finansial yang sangat besar. Itu dapat meledak kapan saja, menurutnya.
Faber bahkan tak ragu menyalahkan kebijakan pemerintahan Barack Obama dan kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga rendahnya.
"Salahkan para penabung, pemain saham orang-orang yang bermain di bisnis saham dan properti," ungkap Faber.
Bahkan kabarnya, miliarder Warren Buffett juga tengah mempersiapkan diri menyambut ambruknya pasar modal AS. Bahkan berdasarkan prediksi Buffett, anjloknya pasar modal AS dapat terjadi kapan saja.
Dalam kondisi ini, Faber menyarankan para investor untuk menjual seluruh sahamnya dan menyimpan uang kas. Sementara pilihan lainnya adalah berani menanggung risiko dan tetap menyimpan dana investasi di tengah hantaman kendala keuangan di pasar modal.
Tapi ada pilihan ketiga dari pendiri Absolute Profits Sean Hyman.
"Semua masih akan berjalan baik hingga beberapa bulan ke depan. Tapi menarik saham Anda sekarang akan menjadi sangat mahal harganya," ungkap Hyman.
Dirinya pernah mengakses kalender Wall Street yang pernah dihantam krisis hingga anjlok 250 sejak 1968. Sejauh ini, Hyman telah merancang Crash Alert System untuk mengingatkan para investor sebelum pasar modal mengalami koreksi. (Sis/Ndw)