Liputan6.com, Jakarta - Sri Wahyuni, ibu 2 anak tewas dengan tragis. Jasadnya ditemukan membusuk di dalam mobil yang terparkir di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta pada 19 November 2014 pagi.
Kematian tragis yang dialami Sri Wahyuni ini bukan yang pertama. Masih segar di ingatan ketika gadis cantik, jasad Ade Sara Angelina Suroto ditemukan di bawah kolong jembatan di seputaran Tol Bekasi pada Maret 2014 lalu.
Penyelidikan atas kasus kematiannya mencengangkan. Mendiang Ade Sara dibunuh oleh mantan pacar dan temannya yang masih belia. Di detik-detik terakhirnya hidupnya gadis 19 tahun itu sempat disetrum dan disumpal dengan koran hingga tewas.
Lalu ada pula kisah pilu dari Darna Sri Astuti yang dibunuh oleh suaminya, Benget Situmorang. Jasadnya lalu dimutilasi. Beberapa organ dalamnya ditemukan di warung soto miliknya dan suami.
Hingga kemudian Benget terancam hukuman mati atau penjara minimal 20 tahun. Namun meninggal di tengah proses menjalani hukumannya.
Berikut catatan pembunuhan wanita nan sadis yang Liputan6.com rangkum, Kamis (20/11/2014):
Selanjutnya: Sisca Yofie, Holy Angela, Ade Sara...
Advertisement
Sisca Yofie, Holy Angela, Ade Sara
1. Sisca Yofie, Terseret Motor dan Dibacok
5 Agustus 2013 adalah malam mengerikan bagi mendiang Branch Manager PT Venera Multi Finance Fransisca Yofie atau Sisca Yofie. Dia ditemukan dalam posisi telungkup dengan kepala berdarah. Luka berat. Beberapa jam kemudian dia mengembuskan nyawa terakhirnya.
Penyelidikan kepolisian mengungkap Sisca Yofie dibunuh secara sadis dengan diseret motor sejauh 1 kilometer. Berdasarkan keterangan saksi mata, selain diseret pelaku dengan sepeda motor, korban juga dipukuli dengan mengunakan helm dan dibacok.
Pasangan paman dan keponakan akhirnya ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Sisca Yofie, yakni Wawan dan Ade. Keduanya dituduh membunuh Yofie dengan motif pencurian. Dalam reka adegan diketahui rambut Sisca sempat tersangkut di gir sepeda motor yang ditumpangi pelaku saat dia terjatuh setelah 3 kali mendapatkan bacokan.
2. Jerat di Leher Holly Angela
Senin malam, 30 September 2013, Holly Angela ditemukan tergeletak mengenaskan di Tower Ebony, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Jenazah Holly ditemukan berlumuran darah dengan luka jerat di lehernya.
Tak lama setelah penemuan jenazah Holly, para pelaku dibekuk. Belakangan diketahui, Holly dieksekusi 5 pembunuh bayaran. Otak pelaku pembunuhan ini ternyata tak lain adalah auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gatot Supiartono. Gatot menyewa pembunuh bayaran dengan merogoh kantong Rp 250 juta.
Aksi nekat Gatot ini disebut-sebut dilatarbelakangi oleh motif asmara. Holly ternyata istri siri Gatot yang belakangan meminta suaminya itu untuk menceraikan istri pertamanya.
Ada 3 skenario yang diduga dilakukan eks auditor utama BPK Gatot Supiartono untuk menghabisi nyawa Holly. Mulai pembunuhan dengan cara disantet, perampokan di taksi, dan pembunuhan dengan cara dibius. Akhirnya majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akhirnya menjatuhkan vonis 9 tahun kepada Gatot.
3. Ade Sara, Disumpal Koran
Ade Sara Angelina Suroto meninggal dengan tragis di tangan 2 orang yang tak asing baginya. Yakni sang mantan kekasih Hafitd serta teman sekaligus kekasih baru Hafitd, Syifa. Cinta segitiga menjadi latar belakang pembunuhan berencana ini.
Pembunuhan Ade Sara dilakukan di dalam mobil Hafitd setelah gadis manis itu sempat diajak berjalan-jalan ke beberapa tempat oleh keduanya.
Di dalam mobil, Ade Sara disetrum, disumpal kertas koran dan tisu, lehernya juga dijerat tali tas. Mayat Ade Sara lalu dibuang di pinggir tol JORR kawasan Bintara, Bekasi, Jawa Barat. Polisi kemudian membekuk kedua terdakwa di lokasi berbeda. Keduanya kemudian dituntut hukuman penjara seumur hidup.
Selanjutnya: Siti Mahasiswa Unpam, Dian Puryani, dan Tante Henny...
Advertisement
Siti Mahasiswa Unpam, Dian Puryani, dan Tante Henny
4. Siti, Dijerat Kerudung Biru
Siti Halimah Tsu'diyah (21), mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam), ditemukan tewas di pinggir Sungai Cisadane. Jasadnya dimasukkan ke dalam karung dengan leher terjerat pada 8 Agustus 2013 lalu. Pembunuh Siti akhirnya terungkap, tak lain adalah kekasihnya, Suali alias Ali (25).
Jelang akhir hayatnya, Siti dan Ali naik getek ke Sungai Cisadane, Bogor, Jawa Barat. Keduanya kemudian pindah ke perkebunan kelapa Rumpin. Namun di tengah perbincangan, keduanya terlibat cekcok mulut. Ali marah karena Siti menghapus semua nomor kontak dalam handphone-nya. Dia mengaku cemburu.
Hingga akhirnya, Ali pun membunuh Siti. Ali membenamkan wajah Siti ke tanah. Setelah melihat Siti terkapar lemas di tanah, Ali kemudian menjerat leher Siti dengan kerudung biru yang dikenakan mahasiswi itu dan memasukan jasadnya ke dalam karung.
5. Dian Puryani, Disumpal Pakaian Dalam
Selasa 11 November 2014, seorang pencari rumput bernama Rohmat menemukan sesosok jasad di tengah hutan wisata Tinjomoyo. Mulut jenazah itu disumpal celana dalam, leher dijerat bra, tangan diikat kuncir rambut, dan korban tidak memakai celana.
Ada bercak darah yang diduga itu adalah darah menstruasi karena ditemukan juga pembalut di lokasi. 12 Jam kemudian, identitas jenazah tersebut terungkap. Mendiang adalah Dian Dwi Puryani (30), ibu dari dua anak yang masih kecil.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki motif dan pelaku pembunuhan Dian.
6. Jasad Tante Henny dalam Koper
Warga Desa Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dibuat geger dengan penemuan koper berisi mayat di Kali Cinyurup pada Sabtu 2 November 2013. Mayat dalam koper itu berkulit putih, mata sipit, mengenakan gigi palsu, berambut hitam lurus sebahu, menggunakan cat kuku berwarna merah.
Ada 50 luka tusukan, di bagian leher, perut, lengan, dan dada pada jasad tersebut. Belakangan diketahui, mayat perempuan itu adalah Henny (77) alias Tante Henny.
5 Desember 2013, polisi kemudian membekuk Suherman, pria yang berprofesi sebagai terapis dan diketahui menjalin asmara dengan Tante Henny. Tak cuma membunuh, dia juga diketahui memakai telepon seluler dan uang Rp 10 juta milik Tante Henny.
Sumarti Ningsih, Darna, dan Sri Wahyuni
7. Sumarti Ningsih, Membusuk dalam Koper
Hidup 2 WNI di Hongkong berakhir tragis di tangan seorang bankir asal Inggris, Rurik Jutting. Keduanya adalah Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih. Pria berkacamata itu diduga stres berat setelah diselingkuhi tunangannya hingga akhirnya Sumarti dan Seneng menjadi tempat pelampiasannya.
Pembunuhan 2 WNI ini terungkap setelah polisi mendapat laporan warga karena adanya bau tak sedap dari kamar apartemen Jutting (29) di Distrik Wan Chai, Hongkong pada Sabtu 1 November 2014. Sumarti ditemukan tak bernyawa dalam koper di balkon apartemen Rurik Jutting. Dia diduga meninggal beberapa hari sebelumnya.
Sedangkan Seneng Mujiasih ditemukan hidup di apartemen milik Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian.
8. Darna, Dimutilasi Suami
Polisi menemukan potongan tubuh di Tol Cawang Jakarta arah Bekasi pada 5 Maret 2013. Potongan tubuh tersebut belakangan diketahui bernama Darna Sri Astuti (32) atau Ati.
Penyelidikan kepolisian mengungkap, pasangan Ati, Benget Situmorang yang memutilasi wanita 32 tahun tersebut. Kepada penyidik, Benget mengaku, motif mutilasi dilandasi api cemburu karena Ati berselingkuh dengan pria lain. Belakangan diketahui justru Benget yang memiliki wanita idaman lain. Dia adalah Tini, pembantu yang bekerja di rumahnya.
Benget kemudian tega, menyiksa, membunuh lalu memutilasi Ati. Dia pun terancam hukuman mati atau penjara minimal 20 tahun. Namun di tengah proses, dia meninggal karena sakit pada 30 September 2013.
9. Sri Wahyuni, Membusuk dalam Mobil
Temuan mayat wanita dalam mobil yang terparkir di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta membuat geger. Jasad itu berada di kursi paling depan sebelah kiri. Posisinya terlentang dengan kursi membujur ke belakang.
Saat ditemukan, mayat tersebut sudah dalam keadaan membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Wajah wanita itu hampir sulit dikenali karena kulitnya sudah mulai pecah.
Belakangan diketahui, wanita tersebut adalah Sri Wahyuni (42), ibu 2 anak. Suami Sri, Yan Arief Siregar mengaku, sang istri Sri pergi sejak Jumat 14 November 2014. Saat itu, kata dia, Sri mengatakan ingin makan malam bersama anak-anaknya.
Namun hingga kini, belum diketahui motif dan pelaku pembunuhan Sri. (Ndy/Mut)
Advertisement