Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahwa mengaku prihatin atas bentrok yang terjadi antara prajurit TNI Yonif 134/TS dengan anggota Brimob Kepolisian Daerah Kepulauan Riau di Batam, Rabu 19 September, yang mengakibatkan anggota TNI menjadi korban tembak.
Tantowi menilai, bentrok itu terjadi karena kurangnya kewibawaan yang dimiliki pimpinan TNI dan Polri di mata para prajurit atau anggota mereka. "Kejadian yang berulang ini menunjukkan Kewibawaan pimpinan di kedua institusi tersebut lemah di mata prajuritnya," kata Tantowi saat dihubungi, Jakarta, Kamis (20/11/2014).
Politisi Partai Golkar itu juga meminta agar Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edy Purdijatno untuk bisa menyelesaikan kasus ini sampai ke akar permasalahan.
"Menjadi tugas utama dan pertama Menko Polhukam saat ini untuk menyelesaikan akar persoalan sesungguhnya," harap dia.
Selain itu, Tantowi mengaku bahwa DPR selalu siap bekerja sama dengan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
"DPR siap bekerja sama dengan pemerintah, harus ada kebijakan khusus yang harus dipatuhi kedua institusi untuk mencegah agar hal serupa tidak terjadi lagi, baik di Kepri maupun di tempat-tempat lainnya," tandas Tantowi.
Sementara anggota DPR Fraksi PDIP Tubagus Hasanuddin mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi perlu memanggil Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman untuk menyelesaikan bentrok yang terjadi di Batam.
"Kemarin, Danrem sudah turun tidak bisa berhenti, Pangdam turun ke Batalyon bolak balik juga tidak berhenti, masih juga terjadi tembak-tembakan yang membahayakan masyarakat di sekitarnya," kata TB Hasanuddin di Gedung DPR.
"Artinya pada tataran komandan batalyon, komandan kompi tidak mampu menyelesaikan masalah ini," sambung dia.
Ia mengatakan, Panglima TNI dan Kapolri perlu duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan seperti ini. Terutama, ia menekankan, agar konflik antara TNI dan Polri tidak lagi terulang.
Dia menegaskan, Kapolda dan dan Pangdam setempat perlu bertanggung jawab apabila ada anak buahnya yang melakukan aksi serupa.
Hal tersebut menurutnya, bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan toleransi antar-anggota. Sehingga, anggota di lapangan tidak mudah tersulut emosinya lantaran perbuatan mereka dapat berdampak fatal.
"Bahwa Presiden panggil Panglima TNI dan Kapolri, duduk, kalau terjadi lagi kasus seperti ini, maka Panglima Kodam dan Kapolda dicopot. Ini akan memberikan efek jera di lapangan tentu akan berjaga-jaga," tandas TB Hasanuddin. (Ado/Mut)
Komisi I DPR: Kewibawaan Pimpinan TNI dan Polri Lemah
Tantowi menilai, bentrok itu terjadi karena kurangnya kewibawaan yang dimiliki pimpinan TNI dan Polri di mata prajurit dan anggota mereka.
diperbarui 20 Nov 2014, 13:45 WIBTantowi Yahya (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Donald Trump: Saya Diselamatkan Tuhan untuk Membuat AS Jadi Lebih Hebat
Bolehkah Zakat untuk Program Makan Bergizi Gratis, Bagaimana Hukumnya?
Pidato Pertama Donald Trump sebagai Presiden AS: Era Emas Amerika Serikat Dimulai
Diperiksa Kejati, Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo Irit Bicara, Sempat Terjadi Aksi Dorong dengan Wartawan
Rumah Layak Huni untuk Rakyat Kecil, Mendagri: Ini Bukti Nyata Perhatian Presiden Prabowo
Sah, Donald Trump Jadi Presiden ke-47 AS
JD Vance Resmi Jadi Wakil Presiden AS
Sah, Ini Isi Lengkap Sumpah Pelantikan Donald Trump dan JD Vance Jadi Presiden dan Wakil Presiden AS
6 Pemain Sepak Bola dengan Gaji Lebih Besar dari Erling Haaland: Penghasilan Mereka Sangat Mengagumkan!
Pantau Gelandang Timnas Indonesia, Alex Pastoor dan Thom Haye Pamer Foto Bareng
Menuju 100 Hari Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran
Akulturasi Dua Budaya dalam Gerakan Tari Zapin Dara