Liputan6.com, Jakarta Spesialis anak dari Rumah Sakit Hermina Dr. Nia Niasari, SpA mengatakan penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan anak.
Saat menggunakan gadget, anak cenderung kurang bergerak dan dapat menimbulkan kegemukan. Nia menjelaskan ada empat perkembanga pada anaik, yaitu visual, bahasa, motorik halus dan motorik kasar.
Advertisement
"Kalau bermain gadget, yang terstimulasi adalah sensor visual dan motorik halus," kata Nia.
Dari segi perkembangan bahasa, anak yang terlalu sering bermain gadget akan mengalami kesulitan berkomunikasi karena komunikasi yang terjalin cenderung satu arah.
"Misalnya, anak jadi sulit bercerita karena tidak terbiasa," katanya. Terlalu banyak rangsangan visual juga dapat membuat anak sulit berkonsentrasi.
Anak-anak yang terpapar tayangan kekerasan di gadget pun berisiko menjadi agresif, misalnya ketika marah, ia meniru cara memukul tayangan yang dilihatnya.
Nia tidak menyarankan anak usia 0-2 tahun sudah diperkenalkan pada gadget karena sel syaraf otak tumbuh pada tiga tahun pertama kehidupan.
"Sel neuron dan syaraf sedang berkembang, lalu terkena radiasi. Jadi, terhambar perkembangan otaknya," katanya,
Konten yang bahaya
Pengamat teknologi Dominikus Susanto berpendapat bukan gadget yang menimbulkan dampak bagi anak tetapi konten yang ada di dalamnya.
"Ponsel pintar yang terhubung ke internet, apapun yang terhubung ke internet bisa dibuka," kata Susanto.
Ia menekankan adanya parental control, pengawasan orang tua terhadap apa yang boleh diakses untuk anak.
Bila menggunakan perangkat iOS, orang tua sebaiknya mengunci aplikasi tertentu, misalnya video game, agar anak hanya dapat mengakses aplikasi tersebut saat menggunakan perangkat.
Sementara itu, bila menggunakan Android, orang tua dapat mengatur saringan konten di Play Store agar anak tidak dapat mengunduh aplikasi yang tidak sesuai dengan usianya.
Bila menggunakan komputer, orang tua juga sebaiknya mengatur situs-situs yang boleh diakses anak dan memonitor aktivitas anak di jejaring sosial dengan memanfaatkan aplikasi tertentu, misalnya www.socialshield.com.
Ia juga mengimbau orang tua jangan memberikan kata kunci gadget mereka kepada anak.