Liputan6.com, Jakarta - Teknologi komunikasi generasi keempat alias 4G LTE (Long Term Evolution) memang menyediakan akses data super cepat untuk mobile broadband. Akan tetapi, teknologi ini juga memiliki dampak buruk bagi perangkat mobile.
Smartphone lebih cepat rusak merupakan salah satu dampak yang bisa diakibatkan penggunaan layanan berbasis 4G LTE. Pejabat teras Indosat mengaku bahwa ponsel rusak akibat 4G LTE dialami oleh orang Indosat sendiri.
"Orang Indosat sendiri ada yang jadi korbannya. Waktu itu dia pakai smartphone buat ujicoba terbatas," ungkap Joy Wahyudi yang menjabat sebagai salah satu direktur Indosat di sela acara perayaan ulang tahun Indosat ke-47 di Jakarta.
Joy menerangkan, kerusakan ponsel disebabkan perpindahan jaringan atau handover yang terlalu sering. Belum mapannya ekosistem 4G ditengarai jadi 'biang kerok' munculnya masalah tersebut.
"Jadi, ponselnya rusak karena handover-nya masih belum bagus, dari LTE drop ke 3G dan ke 2G. Ekosistemnya belum mendukung sih, jadi handover pindah dari 4G ke 3G atau 2G terlalu sering, jadinya handset yang menjadi korban," katanya.
Joy menjelaskan bahwa handover bisa terjadi karena dari sisi komposisi jaringan, 2G memang masih jaringan terkuat karena infrastrukturnya paling banyak dibandingkan 3G. Infrastruktur 4G LTE yang baru akan dijalankan tentu masih kalah jauh dengan dua teknologi yang terdahulu.
"Indonesia jelas beda dengan Korea yang sudah 4G LTE semua jaringannya. Di sana handover sudah bukan lagi masalah. Sementara kita masih punya tiga layer network yang harus dijaga," imbuh Joy.
Ia pun mengakui dorongan pemenuhan ekosistem 4G LTE yang lebih matang diperlukan Indonesia agar masyarakat sebagai pelanggan bisa memanfaatkannya dengan lebih optimal.
Kehadiran yang ditawarkan layanan 4G LTE yang berbasis internet cepat diharapkannya mampu meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia. (den/isk)
Advertisement