Harga Cabai Baru Akan Turun Februari Tahun Depan

Harga cabai di pasar tradisional masih terus mengalami lonjakan dalam beberapa minggu terakhir karena faktor cuaca.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Nov 2014, 13:41 WIB
Akibat cuaca ekstrem yang melanda beberapa wilayah penghasil cabai dan rencana kenaikan BBM membuat harga cabai keriting menjadi mahal, Jakarta, Selasa (11/11/2014)(Antara Foto/M Agung Rajasa)

Liputan6.com, Jakarta - Harga cabai di pasar tradisional masih terus mengalami lonjakan. Tingginya harga komoditas tersebut disebabkan oleh berkurangnya pasokan karena kemarau yang terjadi beberapa waktu lalu, sehingga mempengaruhi masa panen.

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan, harga cabai rata-rata mengalami lonjak sebesar 20 persen hingga 35 persen dalam beberapa minggu terakhir.

"Naiknya macam-macam. Sayuran banyak yang turun, tapi yang naik tinggi itu cabai. Sekitar 30 persen hingga 35 persen, tergantung pasar," ujarnya di Pasar Klender SS, Jakarta Timur, Jumat (21/11/2014).

Meski demikian, kenaikan tersebut dianggap wajar karena fluktuasi harga memang biasa terjadi pada periode yang sama tiap tahunnya.

"Kalau kamu tanya sama pedagang, dia bilangnya semuanya sama. Setiap tahun, pada bulan-bulan ini memang naik," lanjut dia.

Namun Rachmat memperkirakan harga cabai ini akan kembali normal pada Februari 2015. Karena bulan tersebut akan kembali memasuki masa panen cabai.

"Awal Februari. Kalau yang lain seperti telur turun, daging stabil, daging ayam turun. Kalau beras saya kira pasti tidak ada perubahan, stabil," tandasnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya