Jokowi Targetkan RI Masuk 50 Besar dalam Kemudahan Berbisnis

Target tersebut dapat terealisasi apabila pemerintah sanggup memudahkan dan memangkas perizinan investasi di Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Nov 2014, 15:18 WIB
Setelah melihat langsung, Jokowi mengaku tidak puas dengan pelayanan pihak BKPM soal izin yang tidak praktis dan sangat makan waktu, Jakarta, Selasa (25/10/14). (Rumgapres/Agus Suparto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia terbang pada dua tahun mendatang. Tak tanggung-tanggung targetnya berada di 50 besar dunia.

"Tahun lalu posisi doing business Indonesia di kisaran 110. Dalam satu sampai dua tahun mendatang, bisa masuk di bawah 50 besar dunia," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil di Jakarta, Jumat (21/11/2014).

Dia menilai, ambisi tersebut dapat terealisasi apabila pemerintah sanggup memudahkan dan memangkas perizinan investasi di Indonesia. Inilah keseriusan Kabinet Kerja dalam menggenjot investasi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pelemahan ekspor.

"Harus ada one stop service. Kalau datang ke BKPM, satu hari urusan langsung selesai, sedangkan sebelumnya berbelit-belit alias lama," tutur dia.

Dengan cara ini, Sofyan meyakini, iklim investasi Indonesia akan jauh lebih kondusif dan para pengusaha siap berbondong-bondong menanamkan modalnya di negara ini karena kemudahan berbisnis.

"Lihat saja kemarin di Beijing, China, pengusaha internasional antusias investasi di sini. Tinggal pengusaha nasional kita apakah bisa bersaing dengan mereka. Dengan investasi, lapangan kerja tercipta, dan gini rasio menurun," paparnya. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya