Liputan6.com, Jakarta - Komisi VI DPR secara resmi mengeluarkan pernyataan tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diputuskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.
"Secara bulat menyesalkan kebijakan (pemerintahan) Jokowi-JK yang menaikkan harga BBM bersubsidi, karena membawa dampak serius di berbagai sektor," kata Wakil Ketua Komisi VI Heri Gunawan di Ruang Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (21/11/2014).
Beberapa alasan yang dipaparkan Komisi yang membidangi diantaranya perindustrian dan perdagangan itu, pertama adalah fakta bahwa harga minyak dunia cenderung mengalami penurunan dan berada di bawah Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014.
Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sedang mengalami perlambatan dan meningkatkan inflasi yang tajam. Ketiga, kenaikan itu juga menambah tinggi angka kemiskinan yang saat ini sudah mencapai 29 juta jiwa.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi VI Achmad Hafisz Tohir meminta pemerintah untuk bisa menjelaskan ke DPR tentang beberapa hal terkait kenaikan harga BBM tersebut.
"Langkah-langkah apa saja yang sudah disiapkan pemerintah untuk menanggulangi tingginya inflasi, naiknya harga komoditas dan menurunnya daya beli masyarakat yang berujung kepada melemahnya daya saing perekonomian bangsa," tegas Achmad Hafisz.
Selain itu, Achmad juga meminta pemerintah untuk bisa merumuskan alternatif lain sesuai Pasal 20A UU No. 12 Tahun 2014 tentang APBNP 2014 dengan tidak memindahkan beban fiskal pemerintah menjadi beban rakyat.
"Jangan memaksa rakyat untuk berkorban. Maka komisi VI secara resmi meminta pemerintah jelaskan secara rinci," tandas Achmad Hafisz.
Konfrensi pers itu dihadiri oleh jajaran pimpinan Komisi VI yakni ketua Achmad Hafisz Tohir, Wakil Ketua Azam Azman Natawijaya, Heri Gunawan dan Dodi Reza Alex Noerdin Econ. (Taufiq/Ndw)
DPR Beberkan Efek dari Naikkan Harga BBM, Apa Saja?
Komisi VI DPR menyesalkan keputusan Presiden Jokowi untuk menaikkan harga BBM subsidi.
diperbarui 21 Nov 2014, 21:14 WIBAntrean panjang tampak terlihat, mereka memburu BBM agar mendapatkan harga saat ini yakni premium Rp 6.500 per liter, dan solar Rp 5.500 per liter, Jakarta, Senin (17/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kilas Balik, Ini 10 Potret Penampilan Megah Sherina Munaf di Pembukaan FFI 2024
3 Langkah Mudah saat Anda Marah dengan Pasangan, Nasihat Buya Yahya
Kenaikan UMP 2025 Jadi Angin Segar Pekerja, tapi Pupus Gara-Gara PPN 12%
Trailer Utama Squid Game 2 Dirilis, Permainan Mematikan yang Tiada Akhir
Telkomsel Kerahkan 15 Posko Monitoring Online dan Hyper AI untuk Kelancaran Pilkada 2024
Momen Prabowo Sapa Warga dan Gendong Anak-Anak Usai Nyoblos Pilkada Jawa Barat
Memahami Purchase Journal: Definisi, Fungsi, dan Implementasi dalam Akuntansi
Dharma Pongrekun Salurkan Hak Pilih di TPS 32 Lebak Bulus, Ngaku Baru Pertama Kali Nyoblos
KPU Jakarta Tegaskan Tak Lakukan Hitung Cepat Usai Pencoblosan Pilkada 2024 Hari Ini
VIDEO: Cawagub Ronal Surapradja Nyoblos di Kampung Halaman, Lakukan Ritual Sungkem dan Minta Doa Restu ke Orang Tua
Cara Menghilangkan Kutil Sampai Akarnya, Baca Lebih Lanjut
Cara Menghilangkan Mata Bintitan dalam Semalam, Efektif Dilakukan