Akhir Pelarian Pembunuh Sri Wahyuni

Pembunuh Sri Wahyuni, yang jasadnya ditemukan membusuk di dalam mobil di Bandara Soetta kini ditangkap. Akhir pelarian JAH.

oleh Hanz Jimenez SalimMoch Harun SyahPramita Tristiawati diperbarui 22 Nov 2014, 00:53 WIB
JAH diburu karena diduga terkait dengan kematian Sri Wahyuni.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kotak telepon seluler menjadi perhatian serius polisi. Saat itu, sejumlah polisi tengah menggeledah rumah kos di kawasan Kemang, Jakarta Selatan untuk memburu pria berinisial JAH. Dia menjadi tersangka atas tewasnya Sri Wahyuni di Bandara Soetta.

Berbekal kotak berisi nomor telepon kakak JAH, penyidik mendapatkan titik terang keberadaan sang pembunuh. Penyidik lantas menelepon kakak JAH yang nomornya tertera dalam kotak telepon tersebut. "Dan ternyata tersambung," ungkap Rikwanto di Polda Metro Jaya, Jumat 21 November 2014.

Dari hasil komunikasi dengan sang kakak itu, polisi mengetahui posisi JAH yang berada di Nabire, Papua. Di sana, ia hidup bersama istri yang sudah 2 tahun ditinggalkannya. Sebelum tiba di Nabire, pria pengangguran ini diketahui pergi meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta setelah transit di 2 kota. Yaitu Denpasar dan Makassar.

Tak ingin membuang waktu, penyidik dan kakak JAH terbang ke Papua untuk mengunjungi adik iparnya terebut. "Dan di sana istri JAH kooperatif dan diminta penyidik melihat-lihat situasi, ternyata JAH pulang ke sana," tutur Rikwanto.

Untuk 'mengunci' sasaran, penyidik meminta bantuan anggota Polres Nabire agar mengawasi gerak-gerik JAH sambil menunggu penyidik Polres Bandara Soetta mendarat tiba Nabire. Mendarat Jumat sekitar pukul 12.00 WIT, jajaran Polres Soetta bersama Polres Nabire mencokok JAH tanpa adanya perlawanan.

Saat ini, penyidik masih memeriksa JAH di Polres Nabire. Meski begitu, polisi telah menetapkan JAH sebagai tersangka. "Sesuai rencana besok akan dibawa ke Jakarta dan ditangani Polres Bandara Soetta," tutup Rikwanto.

Sebab Sri Tewas

Rabu 19 November 2014, bau tak sedap mengusik orang-orang di sekitar Bandara Soetta. Setelah ditelusuri, bau itu menyeruak dari dalam sebuah mobil Honda Freed yang terparkir di Terminal 2 D Bandara Soetta, Tangerang.

Petugas kepolisian pun menyambangi lokasi. Mobil yang sudah diselimuti bau mayat itu langsung didekati. Petugas lantas membuka pintu depan mobil. Begitu terbuka, sesosok jenazah wanita teronggok membengkak dan membusuk. Kakinya yang tertahan pintu depan, langsung membujur ke luar saat pintu terbuka. Lidahnya sedikit keluar. Wajahnya sulit dikenali.

Mayat wanita tersebut awalnya diduga bernama Anggia, yang diduga berumur 15 tahun. Namun belakangan jenazah itu bernama Sri Wahyuni yang tak lain ibunda dari Anggia. Hal ini berdasarkan pengakuan pria bernama Yan Arief Siregar yang mengaku suami sah dari Sri.

Yan mengaku terakhir berkomunikasi dengan Sri pada Jumat 14 November pekan lalu. Belakangan sejak kedua anaknya beranjak dewasa, Sri memang kerap travelling atau bepergian bersama teman-temannya. Saat bepergian, Sri kerap tidak berkomunikasi dengan Yan.

Untuk mengungkap kematian itu, polisi membawa jasad Sri ke RSCM untuk diotopsi. Polisi menyebut hasil otopsi sementara menyatakan tidak ada bekas tanda kekerasan di tubuh Sri.

Humas Polres Bandara Soetta AKP Agus Sunarto menambahkan, pihaknya kesulitan mencari penyebab kematian Sri, lantaran kondisi jasad telah membusuk.

"Sulit menemukan luka kalau sudah membusuk. Visum harus dilakukan hati-hati, karena tubuh korban lengket dan mudah hancur. Sejauh ini saat pemeriksaan organ tubuh korban, belum ditemukan tanda-tanda kekerasan," jelas Agus.

Saat ini, polisi bersama dokter forensik terus meneliti hasil visum organ dalam jenazah Sri. Apakah penyebab kematiannya karena karbondioksida atau kekerasan lainnya.

"Kami belum mendapatkan hasil otopsi dari RSCM, maka dari itu, kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban," ucap Agus.

Namun seiring berakhirnya pelarian JAH, misteri penyebab kematian wanita berusia 42 tahun itu pun terjawab. Sri tewas setelah dicekik oleh JAH.
 
Kejadian bermula saat sebelum Sri tewas, JAH mengaku terlibat pertengkaran hebat dengan korban. Sri meminta JAH pergi dan keluar dari mobilnya, Honda Freed abu-abu. Namun JAH tak langsung pergi. Tak lama keluar dari mobil, ia kembali masuk ke dalam dan langsung menghabisi nyawa wanita yang berprofesi sebagai public relations tersebut.

"JAH mencekik Sri di dalam mobil," ucap Rikwanto.

Usai mencekik Sri, JAH kemudian meninggalkan ibu 2 anak yang telah tak bernyawa itu di mobilnya hingga akhirnya ditemukan oleh orang di bandara.

Usai diotopsi, jasad Sri dibawa ke rumah duka di Perumahan Grand Cirendeu, Blok D 202, Jalan Taruma Negara No 101, Ciputat, Tangerang Selatan. Yan, suami korban juga terlihat mendampingi korban ketika peti jenazah korban dimasukan ke dalam mobil ambulans bernomor polisi B 1092 FFN.

Tak ada keterangan lebih lanjut dari Yan. Yan hanya terlihat membasuh keringatnya dan beranjak pergi dengan menumpang ambulans yang sama.

Tiba di rumah duka, anak kedua almarhumah, Anggia Faradia (15) langsung menangis histeris ketika peti jenazah ibunya diturunkan dari mobil ambulans. Peti jenazah kemudian diletakkan di ruang tengah rumah bergaya minimalis tersebut.

Anggia terus menangis di pelukan ayah dan sanak keluarganya. Sesekali sang kakak, Yopie Siregar (21) memeluk dan menenangkan adiknya yang terus menangis.

Bahkan sang ayah, Yan Siregar, harus membimbing Anggia untuk melafalkan Surat Al Fatihah untuk mengiringi kepergian Sri Wahyuni. Anggia tak mampu untuk berdiri, dan terus meratapi peti jenazah.

Tak hanya Anggia dan Yopie, dan Yan yang terus menangis, sanak keluarga, teman almarhumah, dan juga teman sekolah Anggia juga ikut larut dalam suasana duka.

Selang tak berapa lama, sekitar pukul 11.35 WIB, jenazah Sri Wahyuni disalatkan di Masjid Ar Ruhama yang tak jauh dari lokasi rumah duka. Kemudian jasad Sri langsung dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
(Ali/Riz)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya