Konsumsi Terus Naik, Ekspor Kopi RI ke China Kian Cerah

Ekspor kopi Indonesia ke China selama lima tahun terakhir terus tumbuh dengan tren sebesar 82,6 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Nov 2014, 15:29 WIB
Kenaikan salah satu komoditas ekspor ini terjadi seiring tingginya permintaan pasar.

Liputan6.com, Jakarta - Ekspor produk kopi asal Indonesia ke China tampaknya akan semakin menunjukan tren positif. Hal ini lantaran tingkat konsumsi kopi di negeri tirai bambu tersebut terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag)  Nus Nuzulia Ishak mengatakan nilai ekspor kopi Indonesia ke China selama lima tahun terakhir terus tumbuh dengan tren sebesar 82,6 persen.

Hal ini karena gaya hidup minum kopi telah menggeser kebiasaan minum teh di negara tersebut.
"Kami melihat ini sebagai sebuah peluang memperluas pasar," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (22/11/2014).

Sebagai pasar potensial bagi produk kopi, permintaan China pada kopi impor begitu besar. China saat ini menempati urutan ke -18 sebagai importir kopi Indonesia.

Adapun jenis kopi yang digemari di  negara tersebut seperti kopi Luwak, Toraja, Gayo, Jawa, Bali, dan Mandheling.

Nus menjelaskan saat ini, ekspor kopi Indonesia ke China masih didominasi oleh green bean coffee yang nilainya relatif rendah. Untuk itu, ekspor kopi Indonesia perlu diarahkan ke roasted bean coffee yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Untuk menyasar konsumen yang lebih luas, pelaku usaha kopi Indonesia dapat terus mempromosikan ekspor kopi instan untuk entry level selain menyasar ke segmen pasar yang lebih premium dengan mempromosikan kopi spesial, termasuk kopi luwak melalui coffee shop dan hotel berbintang.

"Indonesia memiliki kopi luwak sebagai kopi termahal di dunia. Promosi ini sekaligus jadi upaya menangkis berbagai kampanye hitam tentang kopi luwak," jelas Nus.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Shanghai Coffee Enterprise Association
Chen Zhi Ming mengatakan bahwa saat ini, di Shanghai dan sekitarnya terdapat 4 ribu kafe dan 200 perusahaan pemanggangan kopi dengan kebutuhan 20 ribu ton kopi setiap tahunnya.

Berdasarkan data riset dari Minte, jumlah kafe di RRT meningkat dua kali lipat dari 15.898 menjadi 31.283 selama periode 2007-2012.

Merek global seperti Starbucks yang masuk ke China pada 1999 dengan menyasar generasi muda dan segmen pasar premium telah memiliki 1.001 cafe dan menargetkan membuka 1.500 outlet di seluruh China pada akhir 2015.

"Shanghai sebagai kota yang lebih awal mengenal budaya minum kopi sekaligus memiliki pertumbuhan konsumsi kopi tertinggi. Saat ini Starbucks memiliki lebih dari 100 outlet di Shanghai," tandas Ming.(Dny/Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya