Liputan6.com, Jakarta Ada lebih dari satu jenis kondom yang dapat digunakan sebagai pengaman ketika berhubungan seksual, yaitu kondom latex dan kondom kulit. Namun, para ahli telah memberi tahu bahwa kondom latex jauh lebih aman ketimbang kondom kulit.
Alasannya sederhana, kondom latex terbuat dari bahan sintesis yang memiliki pori-pori lebih kecil, yang bisa mengurangi risiko menembusnya mikroba yang sulit terdeteksi melewati kondom.
Advertisement
Meski begitu, apa pun jenis kondom yang digunakan tidak akan mengurangi yang menjadi ketakutan hingga nol persen.
Ya, selama ini tidak sedikit yang percaya bahwa kondom mampu meminimalisir kemungkinan terjadi kehamilan yang tidak direncanakan dan juga mengidap kanker atau bahkan HIV AIDS.
Harus diketahui bahwa meski produsen kondom telah mengikuti panduan kontrol kualitas yang ketat terhadap sarung berkaret ini, namun ketipisan dari kondom harus dipertimbangkan lagi. Sebab, kondom dapat robek saat tersangkut jari kuku.
"Pun ketika memakai kondom terlalu kasar. Dan karet akan mudah rusak kalau disimpan terlalu lama. Jadi, kondom yang berada dalam keadaan sempurna saat dibeli mungkin akan kurang bisa diandalkan setelah disimpan selama beberapa tahun," kata Scott Hays, penulis buku `Built for Sex`, seperti ditulis Health-Liputan6.com pada Senin (24/11/2014)
Lebih lanjut Scott, mengatakan, walaupun ada yang memakai kondom tanpa cela dan cacat sedikit pun, kemungkinan sarung karet bergeser selama berhubungan seksual masih akan terjadi. "Juga ada kemungkinan tidak menyenangkan saat kondom pecah tanpa terduga, ditambah lagi dengan infeksi sejumlah penyakit tidak terlalu bergantung pada kontak alat kelami langsung, seperti herpes dan kutil kelamin," kata dia.
Maka itu, perhatikanlah baik-baik saat mengenakan kondom. Lakukan dengan pelan-pelan dan langsung lepaskan setelah berhubungan seksual.