Liputan6.com, Jakarta - Tim Reformasi Kelola Minyak dan Gas Bumi sudah dibentuk pemerintah untuk memberantas mafia migas di tanah air. Tim ini dikomandoi Faisal Basri.
Sebagai pimpinan, Faisal meminta anggota timnya harus berani mati. Sebab mereka bisa terpilih dalam tim karena melihat latar belakang pernah mengurusi tata kelola minyak dan gas.
"Itu yang selama ini kajian tata kelola. Nggak dari nol," kata Faisal, dikantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (24/11/2014).
Faisal menyebutkan, anggota tim tersebut terdiri dari Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Naryanto Wagimin, Sekretaris Jenderal Dharmawan Praodjo.
"Anggota Fahmi dari UGM, Rofikorohim UI. Yang belum dikonfirmasi ada dua orang. Ada lagi Mas Wicak dari UKP4. Ada dari Pertamina Daniel Purba. Kalau nggak salah sekarang dari Bontang. Parulian Sihotang SKK Migas mau dikontak dulu," ungkapnya.
Menurut Faisal, meski anggo tim tersebut diambil antara lain dari Pertamina dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas), tetapi sosok yang dipilih memiliki kredibilitas yang baik.
"Kasihan kalau seluruh orang Pertamina jadi jelek. Kita cari kredibel yang punya pengalaman, berani mati. Daniel Purba teruji integritasnya cukup," tutup dia.
Advertisement
Di sisi lain, anggota DPR RI Effendi Simbolon mendesak Presiden Joko Widodo untuk mencopot tiga menteri yang terindikasi mafia di sektor minyak dan gas.
"Saya tak ingin campur tangan lagi terkait Dirut Pertamina. Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Perekonomian Sofyan Djalil sudah seharusnya dicopot dari Kabinet Jokowi," ujar dia.
Menurut dia, jika ketiga menteri itu masih menjabat maka Jokowi akan sulit memberantas mafia migas. Mafia yang ada saat ini dinilai merupakan kejahatan yang sangat masif, melembaga dan berkolaborasi ke berbagai sektor.
Dia menilai saat ini yang terjadi mafia lama menggantikan mafia baru, hanya penunggangnya saja yang ganti, namun tetap mafia masih berkuasa.
"Hal tersebut terlihat dari pemaksaan orang-orang tertentu yang menempati jabatan strategis di sektor migas," tambahnya.
Hal yang dimaksud terkait pemilihan Direksi PT Pertamina. Dikatakan bila Pertamina diisi orang-orang yang bekerja untuk kepentingan golongan tertentu ujung-ujungnya Pertamina bakal dibawa ke paham liberal. Pertamina bukan lagi bekerja untuk rakyat, tapi bekerja untuk pasar.(Pew/Nrm)