Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri menyatakan, saham Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) pernah dimiliki pengusaha Tommy Soeharto.
Faisal mengungkapkan, anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut berdiri dari zaman Pemerintahan mantan Presiden Soeharto. Meski jadi anak usaha Pertamina tidak seluruh sahamnya dimiliki negara.
"Petral dari zaman Pak Harto. Pemegang sahamya 40 persen Pertamina, 20 persen Tommy Soeharto, 20 persen Bob Hasan, sisanya Yayasan Karyawan pertamina," kata Fasial, dikantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (24/11/2014).
Karena itu, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi berkeinginan mengurai Petral dari awal terbentuk yang lokasinya di Hongkong.
"Dari situ lihat kenapa dari pemerintah sebelumnya. Diurai semua. Mulai dari Petral kenapa didirikan di Hongkong. Itu penting. Untuk tahu mata rantai seprti itu," tuturnya.
Karena itu, sampai saat ini Petral berbadan hukum di Hongkong, hal tersebut membuat Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi harus berhati-hati mengkaji Petral.
Advertisement
"Petral nggak bisa diaudit sembarangan. Karena badan hukum Hongkong. Anak usaha Singapura, tapi sebagai pemegang saham utama ya pemerintah," tutup dia.
Namun dia mengaku tak mematok target dari penyelidikan ini. Faisal hanya menegaskan akan melakukannya secepat mungkin. (Pew/Nrm)