Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Prof Fasli Jalal mengatakan, tren pernikah dini di Tanah Air semakin meningkat terutama di perkotaan.
"Pada 2007, ada kenyataan bahwa setiap 1000 remaja ada 26 di antaranya yang sudah menikah. Dan, lima tahun kemudian pada 2012, angka itu naik enam poin menjadi 32 dari 1000 remaja," ujar Fasli dalam acara malam penghargaan Eagle Junior Documentary 2014 di Jakarta, Jumat.
Advertisement
Remaja yang dimaksud berusia 15 sampai 19 tahun.Padahal usia yang terbaik untuk menikah, menurut Fasli, berusia 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
Selama ini ada anggapan, pernikahan dini kerap terjadi di pedesaan karena paksaan dari keluarga. Tapi saat ini yang terjadi, pernikahan dini juga banyak terjadi di perkotaan.
"Kami mempertanyakan ada apa ini? Inilah yang kita upayakan agar remaja tidak melakukan pernikahan di usia yang terlalu dini melalui program Generasi Berencana (GenRe)," tambah dia.
GenRe adalah program BKKBN yang memang diarahkan kepada remaja dan generasi muda. Tujuannya agar kalangan generasi muda terutama remaja tidak melakukan pernikahan pada usia dini, dengan kata lain GenRe adalah demi membangun pengertian masyarakat tentang perlunya nikah pada usia matang.
Salah satu upaya yang dilakukan BKKBN untuk mencegah pernikahan dini adalah dengan sosialisasi yang dilakukan melalui "Eagle Junior Documentary Camp" (EJDC).
"Remaja yang sudah mengerti pentingnya menikah di usia matang akan menyampaikan kepada teman-temannya dengan caranya sendiri. Nah, remaja ini sangat kreatif dan semangat, jadi tinggal kita yang menjemput mereka dan menyediakan ajang untuk mereka berkreasi dan bicara tentang lingkungannya untuk sesama remaja seumurannya," kata Fasli.