Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki ribuan pulau. Namun banyak dari pulau-pulau itu terlantar, tidak mendapat perhatian pemerintah. Terutama pulau-pulau kecil dan terdepan.
Menyadari potensi yang ada di wilayah terdepan nusantara itu, pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bertekad untuk menghidupkan dan mengembangkan pulau-pulau kecil tersebut.
Tapi pemerintah harus bersabar. Karena data geografis yang dibutuhkan belum tersedia seluruhnya. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebut, pihaknya masih kesulitan memotret 92 pulau kecil dan terdepan Indonesia.
"92 pulau belum semua. Kalau data yang lalu sudah ada tapi update-nya belum sama sekali," kata Deputi Bidang Penginderaan Jauh Lapan, Orbita Roswintiarti di Kantor Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh, Pekayon, Jakarta Timur, Selasa (25/11/2014).
Kendala utama Lapan mendapatkan data itu adalah awan. Pencitraan yang dilakukan Lapan sangat bergantung pada kondisi awan yang ada di sekitar wilayah tersebut. Selain itu, pulau kecil ini luasnya rata-rata kurang dari 2.000 km2, sehingga saat awan tebal menutupi, pulau tidak bisa tampak dengan baik.
"Ini kan data optis. Tidak tembus awan. Kendala utamanya awan. Ketika datanya 70% tertutup awan tidak bisa kita terima. Indonesia kan iklimnya tropis walaupun musim panas tetap awan ada. Masalahnya ada daerah awan abadi seperti Kalimantan, Papua, yang sudah jepret beberapa kali masih tetap tertutup awan," ungkap Orbita.
Guna mengatasi hal ini, Lapan antara lain bekerja sama dengan kementerian terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebab, KKP ingin mendapatkan data spesifik sampai potensi dan posisi sumber daya seperti karang dan hutan mangrove. KKP dalam hal ini membantu Lapan memvalidasi data citra yang didapat Lapan.
"Salah satu solusinya ada data radar yang bisa tembus awan. Kita terus bekerja sama dengan Jepang dengan Eropa agar dapat membeli data radar. Belum lagi soal antena yang ada live time-nya. Teknologi terus bergulir dan semoga ke depan Bappenas dan Kementerian Keuangan melihat ini sehingga anggarannya juga disiapkan," tutup Orbita. (Ein)
Tertutup Awan, Lapan Kesulitan Potret Pulau Kecil dan Terdepan
Pulau kecil ini luasnya rata-rata kurang dari 2.000 km2, sehingga saat awan tebal menutupi, pulau tidak bisa tampak dengan baik.
diperbarui 26 Nov 2014, 10:02 WIBPulau kecil ini luasnya rata-rata kurang dari 2.000 km2, sehingga saat awan tebal menutupi, pulau tidak bisa tampak dengan baik.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Profil Marlon Renaldy Pak Taka Sitkom OB yang Meninggal saat Kawal Iring-iringan Jenazah, Awali Karier di Sinetron Bawang Merah Bawang Putih
Evaluasi Shin Tae-yong Usai Kegagalan Timnas Indonesia ke Semifinal Piala AFF 2024: Pemain Muda Kami...
VIDEO: Trump Ingin Segera Akhiri Perang Gaza, Apakah Bisa?
Sambut 2025, Shin Tae-yong Janji Bawa Timnas Indonesia Bangkit dan Kejar Tiket Piala Dunia 2026
Gambaran Mengerikan Hari Kiamat dan Suasana Padang Masyhar, Begini Penjelasan UAH
300+ Quote Move On to Help You Heal and Move Forward
Komdigi Pastikan Jaringan Seluler Lancar saat Libur Nataru
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tipis, Mau Borong Sebelumnya Naik Lagi?
Inspirasi 6 Hadiah Natal dan Tahun Baru yang Spesial untuk Orang Terkasih
Mazda Siap Luncurkan MX-5 Edisi Ulang Tahun ke-35, Terbatas Cuma 1.000 unit
Infografis Hasto Kristiyanto Tersangka, Yasonna Laoly Dicekal, dan 6 Orang di Pusaran Kasus Suap Harun Masiku
China Sanksi 7 Perusahaan AS terkait Bantuan Militer untuk Taiwan