Liputan6.com, Jakarta - Para pekerja mengusulkan penetapan Upah Minumum Provinsi (UMP) untuk menggunakan mata uang asing, dolar Amerika. Menanggapi hal itu, Wakil Presden Jusuf Kalla mengaku kurang setuju, dan hanya berpesan untuk lebih menjaga kedaulatan bangsa.
"Hormati rupiah saja dong," kata Jusuf Kalla di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (25/11/2014).
Menurut Jusuf Kalla, sebagai warga negara Indonesia, memang seharusnya semua transaksi di dalam negeri hingga penetapan standar UMP menggunakan mata uang rupiah.
Sebelumnya perwakilan buruh dari DKI Jakarta mengusulkan penetapan UMP dengan menggunakan mata uang Dolar AS tersebut dikarenakan lebih bercermin terhadap apa yang dilakukan di beberapa negara tetangga.
Salah satunya di Malaysia dan Thailand. Dengan ditetapkan menggunakan dolar nilai upah pekerja Malaysia tahun ini sudah mencapai Rp 3,4 juta per bulan, Filipina Rp 3,6 juta per bulan, Thailand Rp 3,2 juta per bulan, dan Singapura yang jauh lebih tinggi. Sedangkan upah DKI Jakarta masih Rp 2,7 juta per bulan.
Tidak hanya itu, dari pengukuran nilai komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pekerja di DKI Jakarta juga dibatasi hanya 60 item. Di negara lain, pengukuran nilai KHL atau biasa disebut Cost Private Indeks(CPI) diukur atas seluruh kebutuhan hidup pekerja. Hal ini yang membuat upah buruh di Indonesia tergolong upah buruh murah. (Yas/Gdn)
Buruh Minta Upah Pakai Dolar, Ini Kata Jusuf Kalla
Perwakilan buruh dari DKI Jakarta mengusulkan penetapan UMP dengan menggunakan mata uang Dolar AS.
diperbarui 25 Nov 2014, 20:36 WIBIlustrasi Upah Buruh (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bareskrim Polri Tetapkan 11 Orang Tersangka Kasus Judi Online, Uang Puluhan Miliar Disita
Donald Trump Bakal Tarik AS Keluar Lagi dari Perjanjian Iklim Paris, Bersiap Darurat Nasional Energi
Isi Lengkap Pidato Perdana Donald Trump sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat
3 Efek Letusan Gunung Tambora terhadap Dunia
Beda dari Tahun 2017, Pidato Pelantikan Kedua Donald Trump sebagai Presiden AS Lebih Optimistis
Pelantikan Donald Trump 20 Januari 2025: Begini Prediksi Pengamat soal Kebijakan Luar Negeri AS
Inilah Sebab-Sebab Mati Su’ul Khatimah yang Diungkap Habib Jindan, Naudzubillah!
Donald Trump Janji Rebut Kembali Terusan Panama, Kritik Pengaruh China
Resmi Jadi Presiden ke-47 AS, Donald Trump Janji Jadi Pembawa Perdamaian
Donald Trump Kritik Joe Biden di Pidato Perdana Presiden AS, Sebut Tak Mampu Atasi Krisis Sederhana
Momen Paling Menyedihkan bagi Jose Mourinho Selama Menjadi Pelatih
Usai Dipecat, ASN Kemendikti Saintek Bakal Bertemu Titiek Soeharto dan DPR