Liputan6.com, Jakarta: Pertandingan final Muay Thai pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Banten 2014 pada 15-22 November lalu dituding berbau kecurangan. Indikasi kecurangan diduga terjadi pada final kelas 54 kg putra antara kota Tangerang melawan Kota Serang.
Pada pertandingan final antara Juhedi (Tangerang) dan Winardi (Serang), wasit terlihat berat sebelah. Banyak keputusannya yang terlihat terlalu memihak atlet dari Kota Serang.
"Setiap atlet kami melakukan gerakan Clinch dan Knee langsung dilerai. Padahal gerakan tersebut legal. Hal itu merugikan kami," kata Manajer Pengcab Muay Thai Tangerang, Tomy Rano seperti rilis yang diterima Liputan6.com.
Begitu pula dengan partai semifinal kelas 54 kg putri antara Ladysca Nataya (Tangerang) dan Sumiyati (Serang). Indikasi kecurangan dan pengaturan pertandingan juga terlihat.
"Clinch yang harusnya tiga detik baru satu detik sudah dipisah. Dari situ jelas atlet Serang diuntungkan. Mengacu peraturan amatir, clinch seharusnya tiga detik. Saya mengerti karena mengikuti penataran wasit amatir di Kejuaraan Dunia di Bangkok, Thailand, pada 2013," ujar pembina Muay thai Kota Tangerang, Jerry Luhukay.
Salah seorang wasit, Wira, bahkan mundur saat baru memimpin satu pertandingan karena melihat adanya ketidakberesan di cabang Muaythai.
"Benar saya mundur, tapi saya tidak tahu menahu soal kecurangan itu. Saya mundur karena lelah," tuturnya saat dihubungi wartawan.
Dipilihnya wasit yang kurang fit disinyalir Luhukay makin memperkuat adanya indikasi kecurangan."Segala macam kecurangan seperti ini harus dihilangkan. Sungguh miris melihat turnamen diatur seperti ini. Jika tetap begini, kapan olah raga Indonesia bisa maju?" katanya.
Advertisement