Suara Tembakan Buat Ciut Buruh Duduki Kantor Gubernur Jateng

Mendengar tembakan peringatan dan seruan orator, para buruh yang basah kuyub kehujanan ini kemudian membubarkan diri.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 26 Nov 2014, 01:31 WIB
Buruh di Semarang gagal menduduki kantor gubenur Jateng setelah diberi tembakan oleh polisi. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan buruh berunjuk rasa sejak Selasa 25 November 2014 siang. Mereka menuntut revisi Upah Minimum Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Aksi dilakukan serentak dengan mengepung kota Semarang. Cuaca hujan tak menyurutkan niat mereka. Hingga badan mereka basah kuyub.

Awalnya ribuan buruh ini menuju ke titik yang sama, yakni di kantor Gubernur Jawa Tengah. Namun dalam perjalanan, mereka memblokade sejumlah jalan. Dari arah timur, mereka sempat memblokade pintu tol Gayamsari sehingga memacetkan arus lalu lintas.

Sedangkan yang berasal dari arah barat, mereka menutup ruas jalan Siliwangi sehingga jalur pantura lumpuh. Aksi blokade jalan di sisi timur dan barat kota Semarang ini hanya dilangsungkan sekitar lima menit. Namun efeknya menimbulkan kemacetan hingga beberapa kilometer, karena dilakukan saat jam sibuk pulang kerja.

Setiba di Kantor Gubernur Jawa Tengah mereka berencana menginap dan menduduki kantor Gubernur sampai tuntutan mereka dipenuhi. Di kantor Gubernur mereka ditemui oleh wakil ketua DPRD Jateng, Sukirman.

"Saya akan membantu teman-teman menyampaikan tuntutan teman-teman kepada gubernur," kata Sukirman.

Setelah mendengar jawaban Sukirman, para buruh memutuskan untuk menunggu jawaban Ganjar Pranowo. Tiba-tiba para buruh ini merangsek maju mendorong pintu gerbang.

"Kawan-kawan sebaiknya pulang, karena hujan dan percayakan kepada kami untuk menyampaikan ke Gubernur," kata Sukirman.

Sebagai jawaban, para buruh itu mendorong pintu gerbang kantor Gubernur Jateng dengan keras hingga terlepas dari relnya. Karena situasi memanas, polisi melepas tembakan peringatan sekitar tiga kali.

Buruh kemudian mundur ke arah badan Jalan Pahlawan sedangkan polisi memperketat penjagaan. Beruntung tidak terjadi adu fisik karena koordinator aksi langsung meminta massa mundur dan membubarkan diri.

"Teman-teman sudah, polisi bukan musuh, mereka menjaga kita. Ayo kita lanjutkan besok, kita besok pagi kembali aksi menagih janji anggota dewan," teriak orator.

Mendengar tembakan peringatan dan seruan orator, para buruh yang basah kuyub kehujanan ini kemudian membubarkan diri. Puluhan polisi berusaha mengembalikan pintu gerbang ke tempat semula.

"Malam ini kami memang tidak jadi menginap. Namun aksi akan kami lanjutkan besok," kata  koordinator aksi, Nanang Setyana.

Massa buruh itu kini tidak ada di depan kantor Gubernur Jateng dan hanya menyisakan sampah yang berserakan di jalan. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya