74% Perempuan Dipengaruhi Media Sosial Saat Berbelanja

Karakteristik yang dinilai sangat sosial dan mudah terpengaruh, membuat perempuan mudah dipengaruhi untuk berbelanja.

oleh Andina Librianty diperbarui 28 Nov 2014, 16:03 WIB
Liputan6.com/Andri Wiranuari
 
Liputan6.com, Jakarta - Dikenal dengan karakter yang sangat sosial dan mudah terpengaruh, membuat perempuan mudah dipengaruhi untuk berbelanja. Media sosial dan aktivitas browsing biasanya menjadi 'tempat rekomendasi' perempuan untuk berbelanja.

Hal ini diungkapkan oleh Chief Executive Officer (CEO) Female Daily Network, Hanifa Ambadar, yang ditemui di acara Startup Asia Jakarta 2014 di Plaza Bapindo. Hanifa memaparkan peranan internet dalam mempengaruhi keputusan perempuan untuk belanja.

Mengutip hasil survei yang dipaparkannya, perempuan pergi berbelanja untuk menemukan apa yang mereka inginkan. Sedangkan pria pergi berbelanja untuk membeli apa yang mereka inginkan.

Namun sebelum berbelanja, 74 persen perempuan dipengaruhi teman-teman mereka di media sosial dan forum, 64 persen responden dipengaruhi ulasan di media online dan blog, dan 16 persen dipengaruhi selebriti. Media sosial sendiri saat ini tengah populer di kalangan perempuan.

Masih menurut survei yang sama, sebagian besar perempuan menggunakan internet untuk mengakses media sosial (88 persen), browsing (68 persen), membaca berita (68 persen), melihat video (62 persen), dan mengakses email (57 persen).

"Peran media sosial memang sangat besar, hal ini karena karakteristik perempuan yang lebih sosial dan senang berbagi," tutur Hanifa.

Mengenai barang yang dibeli melalui internet, antara lain 80 persen perempuan membeli produk kecantikan, 74 persen produk fashion, 49 persen aksesoris, dan 38 persen sepatu.

"Secara global, penjualan e-commerce produk perawatan kecantikan dan pribadi naik 29 persen pada 2013, dibandingkan produk fashion," ungkap Hanifa.

Hasil survei ini, sambungnya, bisa menjadi gambaran bagi para pengusaha mengenai peluang besar berbisnis dengan target konsumen spesifik seperti perempuan. Para perusahaan rintisan digital (startup) juga bisa memanfaatkan peluang ini, khususnya untuk e-commerce.

"Para pelaku bisnis harus tahu kalau perempuan pada dasarnya ingin cantik dan sehat. Jadi jika mereka ingin membangun bisnis dan mengerti kompleksitas kehidupan perempuan, kemudian bisa memberikan jalan keluar, maka Anda bisa memenangkan banyak hati perempuan," pungkasnya.  (din/dew

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya