Live dari Hanoi: 2014, Vietnam Jadi Raja Asia Tenggara

Lee Chong Vinh pertanyakan kompetisi Indonesia yang berakhir terlalu lama hingga November.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 28 Nov 2014, 14:52 WIB
Lee Cong Vinh saat berpose bersama Rejdo Prahananda dari Liputan6.com (istimewa)

Liputan6.com, Hanoi: Top scorer Timnas Vietnam, Le Chong Vinh kembali menjadi tulang punggung di barisan depan. Le Chong Vinh membuktikan masih tetap tajam.

Dalam dua pertandingan di babak penyisihan grup Piala AFF 2014, Le Chong Vinh sukses mencetak dua gol. Gol pertama disarangkan pemain 28 tahun ke gawang Indonesia. Pertandingan Vietnam vs Indonesia berakhir imbang 2-2.

Pemain yang kini merumput untuk Becamex Binh Duong FC itu kembali menuliskan nama di papan skor pertandingan melawan Laos di pertandingan kedua. Dalam dua pertandingan, Le Chong Vinh rutin mencetak gol.

Bagi Le Chong Vinh, kini waktunya Vietnam bangkit setelah mengalami kegagalan menyakitkan di Piala AFF 2012 lalu. Ketika itu Vietnam tersisih di babak penyisihan grup.

Bomber yang mengemas 38 gol sepanjang karier di Timnas Vietnam ini percaya, tim besutan Toshiya Miura itu mampu mengulang sukses seperti Piala AFF 2008 lalu.

Mengapa Le Chong Vinh begitu yakin, Vietnam mampu menjadi 'Raja' di kawasan Asia Tenggara? Banyak faktor pendukungnya. Apa saja itu?

Le Chong Vinh juga prihatin denga  jebloknya prestasi Indonesia. Namun dia juga mengerti pangkal masalah Indonesia tampil tidak sesuai harapan. Bagaimana tanggapan mantan anak didik Alfred Riedl itu?

Lanjut ke halaman berikutnya untuk kutipan wawancara Lee Chong Vinh dan Liputan6.com>>


Kutipan Wawancara

Berikut kutipan wawancara Liputan6.com dengan Le Chong Vinh di Hotel Crown Plaza:

Bagaimana Anda melihat peluang Vietnam kembali merebut gelar juara Piala AFF 2014?

Anda tahu performa Vietnam di Piala AFF 2012 lalu jauh dari harapan. Kami tampil buruk hanya sampai babak penyisihan grup. Tapi menghadapi Piala AFF tahun ini skuat kami lebih komplit. Dengan gabungan pemain senior dan junior.

Kami juga melakukan perubahan dengan menunjuk pelatih asal Jepang. Di skuat ini kami juga memiliki banyak pemain muda yang bermain di olimpiade.

Banyak yang berubah di tim ini seperti taktik dan organisasi permainan. Skuat di dalam tim sudah jauh berbeda sekarang. Saya beraharap kami mampu mendapatkan gelar juara lagi.

Mengapa Anda begitu yakin Vietnam bisa merebut gelar juara di Piala AFF 2014 ini?

Ya, saya begitu yakin Vietnam mampu mendapatkan  gelar juara. Sebab, semua yang ada di tim ini percaya. Bukan hanya anggota di dalam tim tetapi juga masyarakat kami.

Apa faktor pelatih ikut berpengaruh?

Beberapa tahun belakangan, kami memakai pelatih dari Brasil, Eropa dan  pelatih asal Vietnam sendiri. Setiap pelatih tentu memiliki kelebihan.

Di mata saya, pelatih baru Vietnam asal Jepang, Toshiya Miura paham dengan sepakbola di Vietnam. Taktik dari Jepang seperti yang diperagakan Miura bisa diterima oleh seluruh pemain di Vietnam.

Saya juga tidak kesulitan beradaptasi dengan strategi yang diterapkan Miura karena saya pernah bergabung dengan Consodale Sapporo.

Bagaimana Anda melihat kekuatan Filipina sekarang?

Anda tahu dalam beberapa tahun belakangan, Filipina menjadi lawan yang mudah dikalahkan. Tapi sekarang, mereka tampak sulit dikalahkan.

Pemain Filipina berubah. Mereka sukses menjalankan program naturalisasi. Pada Piala AFF 2014 ini, mereka membawa setidaknya 20 pemain yang bermain di Eropa.

Hal ini jelas menyulitkan pemain dari negara Asia seperti Thailand, Vietnam, Singapura dan Indonesia. Pada Piala AFF 2012 lalu. Pada 2010 dan 2012 lalu, Filipina dua kali beruntun ke partai semifinal. Dan untuk ketiga kali secara berutun, Filipina telah menjelma jadi salah satu kekuatan di Asia Tenggara.

Lalu Bagaimana Anda melihat kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2014 ini?

Bagi saya Alfred Riedl seperti jadi Ayah kedua.  Dia yang membawa ke Timnas Vietnam (U-23) 2003 lalu. Saya mengenal Riedl cukup lama. Bagi saya pribadi dia tidak bisa sepenuhnya disalahkan menyusul performa buruk Indonesia di AFF 2014.

Saya dengar, kompetisi di Indonesia terlalu lama. Selesai hingga November. Dan 22 November pemain  kembali bergabung ke timnas. Kondisi ini jelas sangat menyulitkan  bagi pemain.

Tidak mudah buat mereka kembali bermain di timnas. Fisik dan persiapan minim sangat berpengaruh bagi penampilan pemain di lapangan.

Anda tahu, Timnas Vietnam telah melakukan persiapan dan pemusatan latihan sejak tiga bulan lalu. Kami terus melakukan uji coba, mecoba skema permainan tim, dan terus melakukan pembenahan. Ini membuat pemain Vietnam kompak satu sama lain.

Sedangkan Indonesia tidak memiliki banyak waktu. Saya bisa memaklumi bila penampilan Indonesia tidak sesuai harapan. Terlepas dari hal itu, Indonesia tim kuat dengan dukungan fans yang luar biasa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya