Isu Obat Palsu, Obat Cina Tetap Diserbu

Rumor obat-obatan palsu tak mempengaruhi penjualan obat tradisional Cina. Jumlah konsumen obat tradisional Cina terus melaju seperti biasa.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Okt 2001, 17:59 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Kendati isu obat-obatan palsu tengah marak, penjualan obat-obatan tradisional Cina di kawasan Glodok, Jakarta Barat, tak terpengaruh. Bahkan, konsumen obat Cina justru bertambah lantaran harganya yang murah dan dipercaya mempunyai efek samping yang kecil. Demikian hasil pantauan SCTV, baru-baru ini, di kawasan Glodok.

Menurut Liu Kuang Hung, saat ini toko-toko obat tradisional Cina baru memperjualbelikan obat-obatan setelah ada pemeriksaan medis atau laboratorium. "Jadi, isu obat palsu yang beredar tak benar," kata pedagang yang telah menekuni profesi Sinshe sejak 1968 itu. Hung menambahkan, sebenarnya obat-obatan impor dari Negeri Tirai Bambu itu dibedakan menjadi dua macam: ramuan dan obat jadi. Saat ini obat jenis ramuan jumlahnya lebih banyak ketimbang obat jadi.

Seperti halnya apotik, toko obat tradisional Cina pun menerima resep dari Sinshe yang menyediakan ratusan jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari penyakit influenza hingga penyakit yang mematikan seperti kanker atau hepatitis. Selain itu, Hung menjelaskan, harga obat-obatan Cina relatif murah. Rata-rata obat-obatan tersebut dijual antara Rp 2.500 hingga Rp 50 ribu per resep. Sedangkan untuk pengobatan kanker yang diyakini sembuh dalam enam bulan, hanya menghabiskan biaya Rp 2 juta.

Obat tradisional Cina ini juga dapat dijadikan penyembuhan alternatif. Hal tersebut diamini, Tanto, seseorang warga yang menderita gangguan saluran kemih. Menurut Tanto, kendati telah berobat ke berbagai rumah sakit, namun penyakitnya tak kunjung sembuh. Karena itu, kini ia beralih mencoba obat ramuan tradisional Cina.(ORS/Esther Mulyanie dan Adi Iskarpandi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya