Ini Tiga Janji Dwi Soetjipto untuk Pertamina

Dwi Soetjipto terobsesi untuk menjadikan Pertamina sebagai ujung tombak kedaulatan energi nasional.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Nov 2014, 20:46 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero), Dwi Soetjipto ditunjuk Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno utuk menduduki jabatan Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Dwi mengaku, menunjukan dirinya menjadi orang nomor satu di perusahaan minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia tersebut merupakan sebuah kebanggan tersendiri.

"‎Yang lebih berarti, penugasan ini adalah amanah yang berat, sebagaimana arahan Pak Presiden mewujudkan bumi air, kekayaan negara untuk kesejahteraan rakyat," kata Dwi di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (28/11/2014).

Sebagai bos baru Pertamina, Dwi mengaku akan mencoba memenuhi harapan besar masyarakat terhadap kemajuan Pertamina selaku perusahaan utama pemasok migas dalam negeri.

Dwi telah memiliki tiga garis utama yang akan dilakukan selama menjabat sebagai bos Pertamina hingga 2019. Pertama, Dwi terobsesi untuk menjadikan Pertamina sebagai ujung tombak kedaulatan energi nasional.

Kedua, dirinya akan melakukan efisiensi proses bisnis Pertamina baik dari hulu hingga ke hilir. "Kami akan menerapkan khusus baik dari sistem maupun tekhnologi untuk mencegah kebocoran yang terjadi selama ini," paparnya.

Sementara hal ketiga adalah membenahi manajemen Pertamina untuk dapat menjadikan manajemen yang lebih transparan.

Rini Soemarno pun juga langsung memberikan tugas yang berat kepada Dwi. Tugas tersebut antara lain melakukan efisiensi terhadap anak perusahaan, termasuk mengkaji keberadaan PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral).

Menurut Rini, Kementerian BUMN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dipimpin oleh Sudirman Said telah melakukan beberapa kajian mengenai masa depan Pertamina.

Salah satu hasil kajian tersebut adalah anak perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan minyak dan gas terbesar di Indonesia tersebut terlalu banyak.

"Kami melihat banyak juga aktifitas Pertamina di anak perusahaan. Kami melihat itu terlalu besar sehingga kami mendorong Pak Dwi bisa melakukan efisiensi," jelasnya, di Jakarta, Jumat (28/11/2014).

Rini pun merincikan, satu hal utama yang dimintanya kepada mantan bos Semen Indonesia tersebut ‎adalah mengkaji keberadaan PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral).

Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM juga mengkaji mengenai kemungkinan pemindahan kantor Petral ke Indonesia. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya