Liputan6.com, Semarang - Mayang Prasetyo, warga negara Indonesia (WNI) yang tewas dimutilasi di Brisbane, Australia, ternyata pernah memiliki pacar seorang penjual tahu di Semarang sebelum menikah dengan Marcus P Volke yang diduga membunuhnya. Pria itu adalah Iwan Agus Prasetyo (31). Hal ini terungkap setelah sosok penjual tahu itu ditangkap Polrestabes Semarang melakukan penjambretan.
Meski sudah ditangkap, Prasetyo terlihat santai dan tenang. Sesekali ia mengangkat tangannya yang terborgol dan menunjukkan tato bertuliskan "Mayang" di tangan kanannya. Saat ditanya siapa nama yang tertulis di tangannya, jawaban yang tidak disangka keluar dari mulutnya.
"Iya ini nama Mayang yang dimutilasi, saya pernah pacaran sama dia," kata Prasetyo di Semarang, Sabtu (29/11/2014).
Dengan lancar Prasetyo kemudian bercerita hubungannya dengan Mayang yang hingga 7 tahun dan hidup bersama di Bali. Nama Prasetyo akhirnya dipakai sebagai nama belakang Mayang. "Kami sudah pacaran sejak tahun 2004 kenalnya di Bar di Bali, putusnya sekitar tahun 2011. Dia temperamental," kata Prasetyo.
Karena memiliki keterbatasan penghasilan selama pacaran, semua kebutuhan Prasetyo ditanggung oleh Mayang. Pria itu juga sering diajak Mayang ke Hong Kong dan Singapura jika Mayang mendapat job atau pekerjaan di sana.
"Dia juga buatkan paspor. Kalau ke luar negeri semua ditanggung dia. Misalnya di Singapura, itu tidak sehari dua hari, kadang seminggu. Menginapnya di hotel. Tapi kalau ke Australia saya tidak diajak," kata Prasetyo yang kini telah menjadi ayah satu anak itu.
Prasetyo serius dengan hubungan itu, meski ia tahu Mayang seorang transgender. Sebagai bukti keseriusan, pasangan itu saling memasang tubuh mereka dengan nama pasangannya.
"Saya tato nama Mayang di tangan, dia tato nama saya Prasetyo di punggungnya. Nama Prasetyo yang dipakai mayang itu nama saya. Saya tahu nama aslinya Febri Andriasyah," tambah Prasetyo.
Berpacaran dengan jaminan hidup penuh tetap membuat Prasetyo mengaku tidak kuat dengan sifat Mayang yang temperamental. Terakhir Mayang diketahui selingkuh dengan Marcus. Mereka pun putus hubungan dan Prasetyo memilih kembali ke Semarang.
"Saya tidak kuat, dia protektif dan temperamental. kalau saya main sama teman harus sama dia. Kami akhirnya putus, saya balik ke Semarang, saya asli sini," kata Prasetyo.
Mayang dan Prasetyo sudah tidak pernah berkomunikasi sejak ada kabar pernikahan antara Mayang dan Marcus. Prasetyo pun menikah dengan seorang wanita asal Boyolali dan dikaruniai seorang anak.
Bersambung ke: Foto Mesta di Facebook
Foto Mesta di Facebook
Meski demikian akun facebook keduanya bernama Rizky Brotalotar dan Patricia Caramoi ternyata masih menyimpan foto-foto mesra yang hingga kini masih ada. "Terakhir dapat kabar dia menikah sama Marcus di Denmark," kata Prasetyo.
Awal Oktober lalu, Prasetyo mengaku terkejut saat melihat berita di televisi terkait pembunuhan Mayang di Australia yang diduga dilakukan suaminya sendiri. Di Semarang, Prasetyo bekerja menjual tahu produksi kakaknya. Selain itu ia adalah seorang penjahat jalanan yang tidak segan melukai korbannya.
Setidaknya Prasetyo sudah 12 kali melakukan aksi jalanan yaitu perampasan dan pencurian yang tidak segan melukai para korbannya. Setiap kali aksi, ia selalu membawa senjata tajam berupa parang berkarat.
"Di Semarang itu di Sampangan, Pandanaran, sama Banyumanik. Di Magelang juga pernah jambret," kata Prasetyo di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (29/11/2014).
Aksi terakhir yang dilakukan yaitu pada tanggal 29 September 2014 pulu 19.30. Saat itu Prasetyo dan rekannya yang masih buron, Ida Bagus Aditya menghampiri korban Dicky Aditya (17) di Jalan Papandayan. Mereka kemudian membacok kepala korban dan merampas motor korban.
Prasetyo mengaku aksinya tersebut berdasarkan pesanan temannya. Jika ada pesanan motor, maka dia akan merampas motor kemudian menjualnya seharga Rp 3 juta. Namun sebelum dijual, ia mengubah tampilan motor curian ke bengkel.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono mengatakan pelaku merupakan penjahat sadis yang tidak segan melukai korbannya. Prasetyo ditangkap hari Kamis (27/11/2014) di Jalan Saptamarga. "Satu orang masih kami kejar namanya Ida Bagus. Informasinya melarikan diri ke Bali," kata Djihartono.
Dari penangkapan itu diamankan satu senjata tajam, empat motor berbagai merek, satu telepon seluler (ponsel) dan satu STNK Yamaha Vixion.
Advertisement