Liputan6.com, Kano - Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengecam pengeboman dan penyerangan yang dilakukan kelompok bersenjata di utara Kota Kano, hingga mengakibatkan setidaknya 120 orang tewas dan 270 lainnya luka-luka. Sebagian besar korban adalah jemaah salat Jumat.
Jonathan mengajak seluruh rakyat untuk bersiap melawan kelompok bersenjata yang mengganggu stabilitas negara. Presiden juga membentuk intelijen negara untuk memulai penyelidikan intensif atas serangan tersebut.
"Mereka (para pelaku) harus diseret ke pengadilan, karena telah merampas hak warga kami," ujar Jonathan, seperti dimuat BBC, Sabtu (29/11/2014).
Serangan dilakukan pada Jumat 28 November, saat waktu salat Jumat di masjid yang letaknya dekat dengan istana Emir Kano Muhammad Sanusi II, ulama muslim kedua paling senior di Nigeria, yang pekan lalu mendesak warga sipil mengangkat senjata melawan Boko Haram.
Ledakan yang diikuti berondongan senjata api itu terjadi setelah serangan bom digagalkan terhadap satu masjid di kota timur laut Maiduguri pada Jumat 28 November 2014 pagi, 5 hari setelah 2 wanita bomber atau pengebom bunuh diri menewaskan lebih dari 45 orang di kota itu.
Sejauh ini, belum diketahui pihak mana yang bertanggung jawab atas serangan di Kota Kano tersebut. Sejumlah kalangan menduga Boko Haram sebagai pelakunya.
Kano merupakan salah satu daerah di mana kelompok garis keras Boko Haram menggencarkan kampanye anti-pemerintah. Aksi kekerasan kerap dikaitkan dengan kelompok militan tersebut. Termasuk, serangkaian pengeboman yang menewaskan 180 orang dalam satu hari pada 2012 dan pemboman bunuh diri yang menewaskan 6 orang, termasuk 3 polisi di sebuah pom bensin bulan ini.
Boko Haram yang berarti 'Haramkan Pendidikan Barat', masih diyakini menyandera lebih dari 200 anak perempuan yang diculik pada April 2014 dari sebuah sekolah di Chibok, Negara Bagian Borno.
Pada November ini pula, pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau mengatakan, gadis-gadis telah masuk Islam dan menikah. Dia sekaligus membantah klaim pemerintah bahwa telah tercapai kesepakatan gencatan senjata dengan kelompoknya.
Pada 2013, Amerika Serikat menyatakan Boko Haram sebagai kelompok teroris dunia, seperti Al-Qaeda, Taliban, dan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). (Riz/Mvi)
Advertisement