Evakuasi Helikopter Puma di Papua Terhambat Cuaca Buruk

Faktor penghambat evakuasi lainnya adalah tidak tersedianya sarana pendukung, seperti helikopter khusus dengan spesifikasi tertentu.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Nov 2014, 14:52 WIB
Faktor penghambat evakuasi lainnya adalah tidak tersedianya sarana pendukung, seperti helikopter khusus dengan spesifikasi tertentu.

Liputan6.com, Pegunungan Bintang - Faktor cuaca menghambat upaya evakuasi helikopter jenis Super Puma TNI-AU yang mendarat darurat di perbatasan Batom-Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, pedalaman Papua.

Komandan Pangkalan TNI AU Jayapura Kol (Pnb) I Made Susila Adnyana mengatakan, rencana evakuasi kru heli dan para penumpang belum bisa dilakukan karena faktor cuaca. Kawasan Kiwirok maupun Batom sedang diguyur hujan.

Dia menjelaskan, selain masalah cuaca, faktor penghambat evakuasi lainnya adalah tidak tersedianya sarana pendukung, seperti helikopter khusus dengan spesifikasi tertentu.

Kol (Pnb) I Made Susila mengatakan, pihaknya akan meminta bantuan ke PT Freeport agar mengerahkan helikopter milik Airfast.

Menurut dia, saat ini pihaknya sudah melayangkan permohonan bantuan dan diharapkan evakuasi dapat segera dilaksanakan.

Helikopter TNI AU yang dipiloti Mayor Pnb Tarigan itu membawa 10 anggota satuan tugas pengamanan perbatasan dari Yon 133 yang akan bertugas di pos Kiwirok yang merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini (PNG). Namun saat terbang pada Jumat 28 November sore, heli tersebut mendarat darurat karena cuaca buruk.

Ketika ditanya kondisi kru dan penumpang, Kol Pnb I Made Susila mengaku dari laporan sementara memang ada yang mengalami luka dan patah tulang. Namun belum diketahui detail korban.

"Komunikasi sangat sulit karena hanya menggandalkan telepon satelit sehingga belum dapat memastikan bagaimana kondisi sebenarnya," tandas I Made Susila. (Ant/Riz/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya