Liputan6.com, Bengkulu- Puluhan ton bahan batu akik jenis Red Rafflesia, Kecubung Wulung, Teratai, Cempaka, Bacan, dan beberapa jenis batu lokal lain siap disebar ke luar daerah maupun luar negeri.
Dari dua kabupaten penghasil bahan batu akik, Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan, sudah melakukan pengirman ke beberapa sentra pengrajin batu akik di pulau jawa dan kalimantan.
Ahmad Dirman, salah seorang pengumpul bahan batu akik di Kecamatan Seblat dan Putri Hijau Bengkulu Utara mengaku dalam sebulan terakhir sudah mengirim bahan tidak kurang dari 4 ton batu jenis Red Rafflesia dan Kecubung Wulung.
Batu tersebut dibeli dari para pencari batu dengan cara menggali tanah dan menyisir pinggiran sungai.
"Saya beli borongan, sebab di lokasi tidak ada timbangan, ditaksir saja, satu kilo saya bayar Rp 100 ribu untuk jenis biasa dan Rp 150 ribu jenis super," ujar Dirman di Bengkulu, Sabtu (29/11/2014).
Ketua Bengkulu Agate Community atau komunitas pecinta batu akik Bengkulu, Agus Lansam menyayangkan tindakan masyarakat yang mengirimkan bahan baku saja keluar Bengkulu. Selain harga yang sangat murah, identitas batu tersebut menjadi hilang.
"Seharusnya diolah dulu untuk meningkatkan nilai jualnya," ujar Agus.
Batu akik lokal memang menjadi primadona bagi sebagian besar penggemar batu di Indonesia dan di luar negeri. Sejumlah pengusaha, politisi, hingga para mantan presiden diketahui mengoleksi batu-batu unik yang kerap dijadikan perhiasan cincin batu ini.
Advertisement
Cincin batu sesungguhnya bukan barang baru di dunia penampilan masyarakat Indonesia. Dengan bentuk oval atau bulat dan ragam warna serta jenisnya, cincin batu ini kerap dipakai oleh lelaki dewasa Indonesia.