Liputan6.com, Jakarta - Tindakan operator telekomunikasi Telkomsel dan XL yang melakukan penyisipan iklan saat pelanggan mengakses layanan data mendapat protes dari berbagai kalangan. Penolakan terbesar muncul dari asosiasi e-commerce Indonesia (idEA) dan asosiasi digital Indonesia (IDA).
Sebuah petisi online yang menolak praktik intrusie ads tersebut pun terus bergulir. Lewat situs Change.org, petisi online menolak praktik iklan sisipan di halaman loading pelanggan layanan data telah mencapai 18.000 pendukung.
Sang pengusul petisi online ini berharap akan mendapat setidaknya 25 ribu tanda tangan dari para pendukung maupun simpatisan penolak tindakan 'iklan tanpa izin' yang dilancarkan operator.
Di laman petisi online tersebut dipajang berbagai alasan logis dan aturan pendukung soal penolakan iklan sisipan. Para penolak menilai praktik iklan ini mengganggu kenyamanan dalam mengakses informasi. Selama ini belum ada komunikasi dan prosedur yang transparan dalam memberikan opsi bagi pengguna untuk menolak atau menerima penayangan iklan tersebut.
Etika pariwara juga diklaim sebagai salah satu landasan kuat koalisi berbagai asosiasi menolak praktik iklan sisipan yang dilakukan Telkomsel dan XL. Praktik ini disebutkan telah dan akan mengganggu kemajuan industri periklanan dan digital pada umumnya.
Daniel Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (IdEA) menyebutkan salah satu kekhawatiran yang mungkin terjadi akan praktik intrusive ads ialah iklan yang muncul di salah lokasi atau tak dikehendaki pengiklan, misalnya situs atau layanan milik perusahaan kompetitior.
"Sebagai pengiklan, yang kami takutkan adalah kalau iklan kami muncul di website maskapai lain. Jangan sampai hal-hal seperti itu terjadi," tutur Daniel yang juga menjabat sebaagai Vice President Digital Business PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda).
Lebih lanjut, saat ini proses penolakan praktik iklan sisipan itu masih berlangsung. Badan regulasi telekomunikasi Indonesia (BRTI) tengah mengambil posisi sebagai penengah atas penolakan iklan sisipan yang dilakukan duo operator selular terbesar di Tanah Air itu.
"Proses ini masih sedang berlanjut, sekarang lanjut mediasi bersama BRTI. Semua kita serahkan pada asosiasi dan pengambil kebijakan supaya masyarakat maupun pihak lain tidak dirugikan," ungkap salah satu anggota asosiasi penolak praktik iklan sisipan yang ditemui tim Tekno Liputan6.com beberapa waktu lalu.
(den/dew)
Petisi Online Tolak Iklan Sisipan Tembus 18.000 Pendukung
Petisi online penolakan ikan sisipan telah hampir memenuhi target yang dipasang pencetus petisi ini.
diperbarui 30 Nov 2014, 19:29 WIBPraktek intrusive ads dianggap sebagai upaya hijacking (pembajakan) atau hostile redirecting untuk menghasilkan keuntungan sepihak.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pelajar IKN Diajak Tingkatkan Kreativitas Konten Melalui Workshop Visual Storytelling ITB
Mendadak KH Mahrus Ali Lirboyo Batalkan Penerbangan karena Pesawat Bau Mayit, Kisah Karomah Wali
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Gelar Bakti Sosial Serentak di Seluruh Indonesia
Pesan Prabowo Usai Helatan Pilkada 2024: Kalau Kalah, Mendukung yang Menang
Jejak Diplomasi Sultan Hamengkubuwono IX, Antara Tradisi dan Kemerdekaan
Kontaminasi Bakteri Hancurkan Misi Asteroid Ryugu
Di Ponpes Ayah Gus Baha Tak Banyak Peraturan, Kiai Harus Seperti Ini Kata KH Nursalim
Taylor Sander Bakal Merapat ke LavAni di Proliga 2025
4 Pemain Manchester United yang Mungkin Diangkut Ruud van Nistelrooy ke Leicester City
Peta Politik Parpol Pilkada 2024, KIM Plus Menang Telak atas PDIP?
Sejarah Singkat Museum Gedong Kirtya di Buleleng
Insiden Handball Kiper Manchester United Jadi Kontroversi, Kapten Bodo/Glimt Bocorkan Perbincangan Wasit