Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia terus merosot terlebih setelah pekan lalu OPEC sepakat untuk tidak memangkas produksinya. Jika harga minyak terus turun, kondisi tersebut dapat menjadi risiko jangka panjang yang membuat ekonomi dunia kian terancam.
Mengutip laman Business Insider, Senin (1/12/2014), keputusan tersebut membuat OPEC dianggap tidak berusaha mengendalikan tumpukan pasokan minyak yang selama ini membuat harganya tetap rendah. Di saat yang sama, jatuhnya harga minyak pada dasarnya mengurangi jumlah pajak bagi konsumen Amerika Serikat.
Advertisement
Dalam jangka panjang, turunnya harga minyak dapat membuat semakin banyak produsen gagal mendulang untung tahun depan dan selanjutnya.
Selain itu, banyak juga kerusuhan di negara-negara yang pendapatannya sangat bergantung pada bisnis minyak.
Pakar strategi komoditas energi di Morgan Stanley Adam Longson menjelaskan risiko dari harga minyak yang rendah terhadap perekonomian dunia. Dalam laporannya, dia mengatakan, kehilangan terlalu banyak investasi atau memancing permintaan dapat menciptakan kejutan harga dalam beberapa tahun ke depan.
Pembalikan harga secara mengejutkan dapat terjadi mengingat pertumbuhan pasokan tidak bisa berbalik terlalu cepat. Sayangnya, ketika harga minyak jatuh seperti sekarang, meningkatnya risiko kelangkaan, khususnya dari negara-negara yang dapat tertekan secara finansial dan tidak bisa mengelola subsidi minyak seperti Venezuela dan Nigeria.
Saat subsidi minyak dinaikkan, risiko kerusuhan di tengah masyarakat cenderung akan meningkat. Kondisi tersebut berpotensi membuat produksi minyak terancam.
Dengan kapasitas ruang produksi yang kecil saat ini, pasar memiliki sedikit opsi untuk mengatasi adanya kelangkaan di masa depan.
Pada dasarnya, OPEC telah melepaskan kendalinya atas pasar minyak yang kini anjlok. Hal itu membuat volatilitas harga minyak kian meningkat.
Tanpa produsen yang bergantung pada OPEC untuk menjaga harga minyak tetap stabil, berinvestasi di bidang infrastruktur produksi minyak akan menjadi lebih berisiko dan tentu saja lebih mahal. Sangat buruk untuk terus berproduksi di tengah harga minyak yang kian anjlok.
Terlebih lagi di negara-negara yang memerlukan biaya besar untuk memproduksi minyak seperti Amerika Serikat dan Kanada. Penurunan harga minyak juga dapat memicu protes dari masyarakat seperti Nigeria dan Venezuela di mana pendapatan rakyat sangat bergantung pada penghasilan produksi minyak.
Berbagai risiko yang muncul di sejumlah negara akibat penurunan harga minyak tersebut yang kemudian dapat membuat ekonomi dunia kian terancam. (Sis/Ndw)