Ponsel Murah Tantang Raksasa Smartphone Dunia

Kehadiran smartphone murah 'mengancam' pabrikan besar semacam Samsung dan Apple. Mengapa demikian?

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 01 Des 2014, 19:11 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Ponsel (Liputan6.com/Yosiro)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diakui sebagai salah satu pasar pontensial bagi segmen produk smartphone. Menurut data yang dirilis Yahoo, hingga akhir tahun 2013 diperkirakan ada sekitar 41,3 juta pengguna smartphone di Tanah Air. Jumlah ini diprediksi bakal tumbuh pesat menjadi 103,7 juta pengguna di tahun 2017.

Salah satu penyokong ledakan pengguna smartphone di Indonesia adalah serbuan produk smartphone murah baik dari vendor asal Tiongkok maupun vendor lokal. Semakin murah harga sebuah unit smartphone, maka akan semakin banyak pula yang menggunakannya.

Di Indonesia, vendor lokal Smartfren terlihat kian agresif menggempur pasar smartphone dengan smartphone berharga murah. Smartfren mengakui bahwa 60% penjualannya dikuasai oleh smartphone murah. Sekitar 60 persen dari total pengapalan smartphone Smartfren berasal dari jajaran Andromax dengan harga jual di bawah Rp 1 juta.

Mengutip data perusahaan riset International Data Corporation (IDC), Head of Brand and Marketing Communication Smartfren, Roberto Saputra mengatakan Smartfren kini bertengger di posisi dua di Indonesia untuk pengapalan smartphone pada kuartal I/2014 dengan pangsa pasar 12 persen. Sedangkan posisi pertama ditempati 'raja' Android, Samsung.

Xiaomi Gulingkan Samsung

Foto dok. Liputan6.com


Kehadiran Xiaomi, produsen perangkat mobile asal Tiongkok, tidak bisa dipandang sebelah mata begitu saja. Meski pemain baru, brand Xiaomi sudah mendapat banyak perhatian dari kalangan pengguna gadget dan namanya semakin luas dikenal di pasar smartphone dunia.

Perusahaan asal Tiongkok tersebut terbukti sudah memiliki kekuatan daya tarik pasar yang sangat baik. Laporan terbaru dari lembaga analisa pasar, Canalys menyebutkan bahwa Xiaomi sukses menggeser posisi Samsung di pasar smartphone di daratan China. Padahal, sebelumnya vendor asal Korea Selatan itu sangat sulit digulingkan dari takhta raja pasar ponsel di Negeri Panda.

Dalam laporan itu, Canalys memaparkan bahwa Xiaomi telah sukses menjual 15 juta unit smartpone miliknya di daratan China sepanjang kuartal kedua 2014. Jumlah tersebut meningkat secara drastis hingga lebih dari 3 kali lipat dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Di laman resminya, lembaga riset itu pun mengatakan bahwa penjualan Samsung belakangan malah menurun. Secara angka penjualan, Samsung yang mencapai 15,5 juta unit di periode yang sama tahun lalu melorot menjadi hanya sekitar 13,2 juta unit.

Dari segi populartias, Xiaomi sekarang masih belum terlalu cukup terkenal di pasar Eropa maupun Amerika. Perusahaan itu sendiri sekarang masih fokus menggarap pasar Asia dalam memasarkan produknya, setelah beberapa waktu hanya menjadi pemain lokal di negara asalnya.

China sendiri bukan merupakan pasar baru bagi perangkat mobile. Jumlah penduduk yang besar membuatnya memiliki posisi kunci dari setiap produk yang ingin mencapai angka penjualan fantastik. Canalys mengungkap bahwa 4 dari 10 smartphone yang terjual di dunia terjual di China.


Samsung Terjungkal di India

Samsung Terjungkal di India

Samsung sukses menjadi pemimpin pasar mobile dunia setelah berhasil mengalahkan Nokia beberapa waktu lalu. Namun, kini takhta raja ponsel global perusahaan asal Korea Selatan itu ‎sedang terancam. Setelah digeser Xiaomi di pasar China, sekarang giliran pasar ponsel India yang tak lagi dikuasai Samsung.‎

Menurut hasil riset yang dilakukan Counterpoint, pabrikan lokal Negeri Hindustan telah berhasil menjungkalkan Samsung pada kuartal kedua 2014. Merek Micromax dari India telah menggusur Samsung dari posisi puncak pasar ponsel di negaranya.

Harga produk yang lebih murah disebutkan jadi kekuatan utama feature phone ataupun smartphone Micromax. Wajar saja bila kemudian perusahaan itu lebih disukai pasar di semua jenis segmen, baik kelas bawah maupun kelas atas.

Lebih lanjut, hasil riset ‎Counterpoint mengungkap, Micromax meraih pangsa 16,6%, jumlah itu ternyata di atas Samsung yang meraih pangsa 14,4%. Raihan tersebut merupakan gabungan antara pangsa ponsel biasa maupun ponsel pintar.

Ketika dipecah menjadi dua segmen, Micromax mengungguli Samsung di kategori ponsel biasa dengan marketshare 15,2%. Sedangkan di kategori smartphone, Samsung masih berkuasa dengan raihan 25,3% yang lebih besar dari 19,1% milik Micromax.

Menariknya, penguasaan pasar Micromax di kategori smartphone dikabarkan terus melejit. Hal tersebut tentu menjadi ancaman yang cukup serius bagi produk Samsung yang sekarang masih duduk di posisi puncak.


Samsung Merasa Terancam Xiaomi?


Samsung Merasa Terancam Xiaomi?

Samsung yang dikenal sebagai pemimpin mobile dunia disebut-sebut merasa terancam ketika saat ini banyak vendor smartphone yang menawarkan perangkat berspesifikasi tinggi dengan harga terjangkau. Salah satu vendor smartphone yang kini menyedot perhatian para pecinta smartphone adalah Xiaomi, yang sukses menggeser posisi Samsung di pasar smartphone daratan China.

Febri Rusli selaku Product Marketing Senior Manager Samsung Mobile mengakui bahwa kehadiran smartphone berspesifikasi tinggi dengan harga murah memang menjadi ancaman yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Sebagai pemimpin smartphone dunia, menurutnya semua pesaing Samsung dijadikan sebagai ancaman. Namun Samsung akan berusaha untuk terus menyediakan smartphone yang diinginkan konsumen.

Foto dok. Liputan6.com


"Sebagai pemimpin smartphone dunia, pastinya akan selalu merasa was-was. Maka dari itu lebih enak menjadi vendor yang berada di posisi nomor dua, di mana targetnya cuma ingin menjadi nomor satu," ujar Febri.

Berkaitan dengan hal itu, Febri menyebut pihaknya tidak akan mengorbankan sisi kualitas demi menawarkan smartphone berharga murah. Menurutnya, kualitas sebuah smartphone adalah hal yang paling utama.

Sebagai informasi, brand Samsung kini masuk ke dalam 10 merek paling berharga di dunia. Samsung bertengger di posisi ketujuh, membawahi merek Toyota, McDonald, dan Mercedes-Benz.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya