Mendikbud : Perbaikan Mutu Pendidikan Tak Bisa Instan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan perbaikan mutu pendidikan di Tanah Air tidak dapat dilakukan secara instan

oleh Liputan6 diperbarui 03 Des 2014, 16:30 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan saat konferensi pers, Jakarta, Senin (24/11/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan ikhtiar memperbaiki mutu pendidikan di Tanah Air tidak dapat dilakukan secara instan.

"Semua pihak harus bersabar karena butuh waktu panjang untuk memperbaiki mutu pendidikan, jangan mengharapkan hasil akhir saja," katanya saat bersilaturahim dengan sekitar 650 kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten dan kota se-Indonesia di Jakarta, Senin.

Menurut Anies, kita sering menyebut sistem pendidikan di Finlandia mempesona dan hebat, namun hal yang perlu diperhatikan adalah mereka menyiapkan semua itu sejak 1980-2000 atau butuh waktu 20 tahun.

"Sementara kita cenderung melihat hasil akhir saja dan tidak mempelajari seperti apa proses panjang yang dilewati," kata dia.

Ia memberi contoh untuk mengubah pendidikan ibarat mengubah arah sebuah kapal tanker dengan panjang satu kilometer yang membutuhkan ratusan kali memutar kemudi agar arahnya bisa berubah.

Mungkin pada saat kilometer keenam ada penumpang bertanya kepada nakhoda tentang kapan mau berbelok dan nakhoda harus menjawab harap bersabar karena semuanya sudah di jalur yang benar dan pada kilometer ke-10 baru dari titik putar terlihat jelas perubahan arah kapal.

"Demikian juga dengan pendidikan tidak bisa instan dan harus terus bersabar karena perubahan itu baru akan dirasakan 10-20 tahun ke depan," katanya.

Oleh sebab itu, ia merasa heran dengan Kurikulum 2013 yang diberlakukan secara serba cepat dengan cenderung mengabaikan kesiapan guru dan pihak sekolah.

Ia mengaku tidak paham mengapa urusan pendidikan yang amat besar dipindahkan seperti memutar kapal cepat, padahal perlu memikirkan kesiapan guru dan pihak sekolah yang akan menjalankan.

"Tentu saja penerapan Kurikulum 2013 banyak masalah guru yang tumbang, karena ingin serba cepat, padahal yang lebih penting adalah mengubah guru," katanya.

Ia menambakan apa yang ada hari ini merupakan produk pendidikan di masa lalu dan apa yang dilakukan pada bidang pendidikan hari ini menentukan masa depan Indonesia mendatang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya