Liputan6.com, Jakarta - Bursa perebutan kursi ketua umum Partai Golkar makin panas. Di tengah dualisme yang menghadang partai ini, perjalanan Aburizal Bakrie untuk kembali menjadi ketua umum dari salah satu kubu kian cemerlang.
Kursi 'Beringin 1' dipastikan bakal jatuh kembali ke tangan pria yang karib disapa Ical itu.
Advertisement
Pengusaha itu kini calon semata wayang di bursa Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar yang digelar di Nusa Dua, Bali. Calon ketum lain yang sekubu dengannya, Airlangga Hartarto memilih untuk mundur dan menyisakan Ical seorang diri.
Sementara 6 calon ketum lain memilih untuk mengikuti Munas tandingan yang direncanakan digelar pada Juni 2015 mendatang. Kelimanya, yakni Agung Laksono, Hajriyanto Thohari, Agus Gumiwang, Priyo Budi Santoso, MS Hidayat, dan Zainuddin Amali.
Namun di balik itu semua, munas yang diselenggarakan kubu Ical ini dinilai penuh manipulasi.
"Di antaranya adalah pertama kelompok yang tidak mendukung ARB sebagai calon ketum Golkar periode mendatang diakali oleh panitia penyelenggara munas. Mereka tidak memperoleh materi Munas seperti jadwal acara, tata tertib, draf sidang komisi hingga pembukaan dimulai kemari malam," kata Ketua DPP Partai Golkar Melchias Marcus Mekeng dalam pesan tertulisnya di Nusa Dua, Bali, Selasa (2/12/2014).
Akibatnya, mereka yang tidak mendukung Ical kebingungan dan sulit merumuskan langkah-langkah dalam dinamika munas. Sementara, pihak yang mendukung Ical sudah mendapatkannya. "Kedua, ini yang lebih penting, pendukung ARB berupaya menjegal pencalonan Airlangga Hartarto sebagai ketum Golkar dengan melanggar Anggaran AD/ART yang merupakan konstitusi partai," ujar dia.
Namun hal ini dibantah oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar Nurul Arifin. Selain yakin Ical bakal 'berkuasa' lagi, wanita cantik berkacamata itu pun optimistis, dinamika yang diperlihatkan partainya saat ini menandakan tumbuhnya demokrasi tanpa rekayasa.
"Insya Allah (Ical dipastikan ketum lagi). 'Floor' solid dan mendukung penuh pencalonan Pak Aburizal Bakrie," kata Nurul di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali.
Sementara Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad mengaku, mendengar kabar seluruh pengurus DPD I dan II akan memberikan dukungannya kepada Ical.
Rekaman Nurdin Halid?
Proses munas di Bali dihiasi isu miring saat sebuah rekaman suara diduga mirip Ketua Steering Committee (SC) Munas ke IX Partai Golkar, Nurdin Halid tersebar. Rekaman itu berisi skenario untuk memenangkan kembali Ical.
Suara dalam rekaman tersebut mempersilakan Ketua Bidang Organisasi Freddy Latumahina untuk menjelaskan skenario yang akan dilakukan pada munas.
Freddy pun bersuara. "Baik saudara sekalian, para floor media munas ini sukses apabila Pak ARB (Ical) terpilih. Munas ini sukses bergantung saudara-saudara, bahwa tak ada pilihan lain. Ini tatib yang mungkin baru pertama kita lihat ketum bagian terdepan adalah Ketua Formatur."
"Formatur adalah ketum terpilih dewan pimpinan pusat dan ketua dewan pertimbangan sekarang," imbuh Freddy.
Namun hal kabar ini dibantah oleh Nurdin. Dia mengaku tak terlibat dalam pembuatan skenario dengan beberapa DPD I untuk memenangkan Ical.
"Mana rekamannya? Saya mau dengar dulu. Saya memang rapat dengan DPD I, tapi nggak mengarahkan ke satu calon. Semua saya arahkan ke semua calon," kata Nurdin. Namun Nurdin mengaku lupa kapan rapat dengan DPD I itu digelar.
Lalu apa komentar Ical soal tudingan pembentukan skenario oleh Nurdin itu?
"Yang lain-lain juga mengarahkan DPD I dan II, apakah itu salah? Iya apakah itu salah?" kata Ical di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali.
Ical menuturkan, arahan untuk mendukungnya sebagai ketua umum partai berlambang pohon beringin itu bukan suatu ancaman kelangsungan organisasi. Terlebih, menurut dia, DPD I dan DPD II Golkar ingin membawa kemajuan. "Mana mungkin kalau ada gangguan maju bersama? Meskipun ada gangguan besar tapi kalau yakin (membawa kemajuan) pasti bisa," ujar Ical.
Sementara itu, Tim Penyelamat Partai Golkar berencana melaporkan rekaman yang diduga suara Nurdin tersebut kepada Kementerian Hukum dan HAM sebagai bukti adanya skenario politik yang melanggar AD/ART partai.
"Kepada seluruh anggota dan kader Golkar untuk tenang, Presidium Tim Penyelamat yang sudah terbentuk akan melaporkannya pada Kemenkumham sebagai bukti kejahatan skenario politik, yang melanggar AD/ART partai," kata anggota Tim Penyelamat Partai Agun Gunandjar Sudarsa.
Diancam demikian, Nurdin tak gentar. "Apa urusannya, saya juga banyak rekaman kok. Orang itu (kubu Agung Laksono) organisasi tapi tidak mau berorganisasi," ucap mantan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) itu.
Buntut munas ini, sejumlah tokoh Golkar yang masuk dalam pembentukan presidium penyelamat Partai Golkar dipecat. Alasannya mereka dianggap telah melenceng dari AD/ART partai.
Kader yang dipecat tersebut antara lain Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Zainuddin Amali, Yorrys Raweyai, Leo Nababan, dan Agun Gunandjar. Tidak hanya itu, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Nusron Wahid juga ikut dipecat.
Nurdin mengatakan, pemecatan itu sesuai dengan Mahkamah Partai sehubungan dengan adanya keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang menolak gugatan keduanya.
Sementara itu, sekalipun tak dipecat, Bendahara DPD I Partai Golkar Papua H Akhmad Goesra memilih untuk mengundurkan diri dari kepengurusan partai. Langkahnya itu dinilai sebagai bentuk kekecewaan kader pada dinamika internal partai.
Tapi toh munas tetap berlangsung. Ical sendiri telah menyerahkan laporan pertanggungjawaban (LPJ) dan sudah diterima dengan bulat oleh peserta munas. Tanpa catatan dan tak ada satu pun yang menolak.
"Baik saya maupun Akbar telah menyatakan kesediaan bila munas mengangkat kami baik jadi ketum atau Akbar diputuskan formatur jadi ketua wantim," ucap Ical.
Penyampaian pandangan umum terhadap LPJ Ical itu mengerucut pada pengusulan 1 paket. Paket itu adalah, mengusung Ical kembali memimpin Partai Golkar dan Akbar Tandjung menjadi Ketua Dewan pertimbangan untuk periode 2014-2019.
Hal ini diungkapkan Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Irianto MS Syafiuddin alias Yance saat menyampaikan pandangannya di Munas Golkar.
"DPD Jabar LPJ tanpa catatan. Sekaligus memilih kembali Aburizal Bakrie sebagai ketua umum dan Akbar Tanjung sebagai ketua wantim Golkar," ujar Yance. (Ndy/Ans)