Harga Solar Naik, Tangkapan Ikan Nelayan Justru Susut

Dengan kenaikan harga BBM, nelayan kecil menjadi sulit bergerak/

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 03 Des 2014, 13:03 WIB
Dengan kenaikan harga BBM, nelayan kecil menjadi sulit bergerak/

Liputan6.com, Semarang - Komisi B DPRD Jawa Tengah mendapati fakta memilukan terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Di mana pasca kenaikan harga solar subsidi, hasil tangkapan ikan nelayan justru malah menurun.

Menurut Riyono, anggota Komisi B DPRD Jateng, kondisi itu menjadi paradoks dengan visi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
 
Riyono mencontohkan bahwa di Tempat Pelelangan Ikan Tanjungsari Rembang, terdapat 54 nelayan yang tiap hari melaut.
 
"Pendapatan mereka tiap melaut maksimal hanya mendapat 20 kg ikan Bellis dan Bengok seharga Rp 4 ribu /kg. Sementara untuk membeli solar minimal dibutuhkan 10 liter atau Rp 75 ribu," kata Riyono di ruang Komisi B DPRD Jateng, Rabu (3/12/2014). 
 
Ditambahkan, dengan kenaikan harga BBM,  nelayan kecil menjadi sulit bergerak. Padahal mereka adalah ujung tombak sektor riil di bidang perikanan.
 
"Selama ini subsidi solar untuk nelayan belum dirasakan sama sekali oleh nelayan Tanjungsari. Karena  mereka tidak bisa membeli solar ke SPBN tapi harus ke SPBU yang lokasinya mudah dijangkau," kata Riyono.
 
Sementara itu, Yatman salah satu nelayan Tanjungsari menyebutkan bahwa masalah lain adalah harga ikan tangkapan yang semakin turun. Harga rajungan yang semula Rp 80 ribu/kg, kini turun menjadi Rp 45 ribu/kg.
 
"Kalo mau beli solar di SPBN swasta, syaratnya harus punya kapal berukuran diatas 30 GT," kata Yatman.(Edhie/Nrm)
 
 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya