Liputan6.com, Yogyakarta - Sidang lanjutan kasus penghinaan Kota Yogyakarta di media sosial Path dengan terdakwa Florence Sihombing kembali digelar. Sidang dengan agenda putusan sela itu dipimpin Ketua Majelis Hakim Bambang Sunanta.
Dalam sidang, majelis hakim menolak nota keberatan yang diajukan terdakwa Florence atas tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) Pengadilan Negeri Yogyakarta. Hakim menyatakan, sejumlah keberatan yang diajukan terdakwa Florence tidak tepat. Keberatan Florence tentang pemeriksaan yang tidak sesuai hukum acara dan tuntutan JPU yang tidak jelas, tidak dapat dikabulkan. Menurut Bambang, pemeriksaan Florence sudah sesuai hukum acara.
"Dalam tuntutannya jaksa penuntut umum sudah menjabarkan secara jelas perbuataan yang didakwakan, sehingga keberatan terdakwa Florence tidak dapat dibenarkan," kata Bambang saat membacakan putusan sela sidang Florence di PN Yogyakarta, Rabu (03/12/2014).
Penasehat Hukum Florence, Zahru Arkom, mengatakan menghargai putusan majelis hakim. Menurut Zahru, nota keberatan yang ditolak majelis hakim merupakan hasil pemikiran kliennya.
"Kami tidak akan menanggapi banyak karena yang membuat keberatan itu Florence sendiri berdasarkan pengetahuan dia tentang hukum," ujar Zahru.
Penasihat hukum Florence mengungkapkan, akan menyiapkan sejumlah saksi pada sidang selanjutnya, terutama saksi dari tokoh masyarakat. Namun sebelum itu, mereka akan melihat lebih dulu langkah JPU yang berencana menghadirkan para pelapor Florence di sidang selanjutnya.
"Nanti lihat kebutuhan, kita lihat apakah jaksa penuntut umum bisa menghadirkan dua alat bukti. Tentu kami akan siapkan saksi-saksi, tapi saat ini kami masih menggodok. Kalau pelapor itu wewenangnya penuntut umum untuk menghadirkan," ujar dia.
Menurut Zahru, kasus Florence sebenarnya bisa diselesaikan di luar perkara pidana. Pasalnya, secara budaya masyarakat Yogya, Raja Kraton Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, sebagai pemangku dari kebudayaan Yogyakarta, mengatakan kasus ini tidak perlu diselesaikan secara pidana. Sultan menyebut, permasalahan sosial belum tentu bisa diselesaikan dengan pidana.
Kasus Florence Sihombing bergulir hingga ke meja hijau setelah dia menghina Kota Yogyakarta di status akun media sosial Path--nya. Hal ini kemudian dilaporkan ke Polda DIY oleh LSM Jatisura. Cacian Florence itu dinilai mencemarkan nama baik dan menghina Yogyakarta. (Sun/Yus)
Hakim Tolak Nota Keberatan Florence Sihombing
Penasehat Hukum Florence Sihombing, Zahru Arkom, mengatakan, nota keberatan itu merupakan hasil pemikiran kliennya.
diperbarui 03 Des 2014, 16:28 WIBFlorence Sihombing kembali tak ditemani kuasa hukumnya di Pengadilan Negeri Yogyakarta (Liputan6.com/ Fathi Mahmud)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Koreografi Suporter Timnas Indonesia Getarkan Stadion Utama Gelora Bung Karno
Shin Tae-yong Ungkap Alasan Tak Masukkan Eliano Reijnders dalam Skuad Timnas Indonesia saat Hadapi Jepang dan China
Shin Tae-yong Bongkar Alasan Timnas Indonesia Keok dari Jepang: Buang Peluang di Babak Pertama
Biadab, Pria di Lampung Rudapaksa Anak Tirinya hingga Hamil dan Melahirkan
Jelang Laga Indonesia Kontra Jepang, Ibu Mertua Azizah Salsha Berdoa dan Sholat Dhuha Untuk Pratama Arhan
Bocoran Masa Depan Shin Tae-yong Usai Kekalahan Timnas Indonesia dari Jepang: 5 Berita Panas Tentang Pasukan Garuda
Penjelasan TNI soal Viral Foto Perwiranya Bareng Ivan Sugianto yang Disorot Publik
Kalah dari Jepang, Timnas Indonesia Huni Dasar Klasemen
Shin Tae-yong Ungkap Tantangan Sebagai Pelatih Timnas Indonesia: Sulit Lolos ke Piala Dunia 2026, tapi Saya Akan Mencoba
Erick Thohir Pasang Badan Usai Timnas Indonesia dari Jepang: 'Saya Minta Maaf dan Bertanggung Jawab
Buya Yahya Ingatkan Bahaya 'Serangan Fajar' jelang Pilkada
Efek Pemain Jepang Berlarian, Momen Sakral Timnas Indonesia Nyanyikan Lagu Kebangsaan Sampai Tertunda: Jay Idzes Turun Tangan!