Liputan6.com, Bogor - Sebanyak 19 pekerja seks komersil atau PSK asal negara Maroko ditangkap petugas gabungan Ditjen Keimigrasi bekerjasama dengan imigrasi Bogor dan dibantu Denpom Bogor. Para PSK yang kerap disapa 'magribi' ini diamankan di Kantor Imigrasi Bogor.
Kasubbid Penyidikan dan Imigrasi Ditjen Keimigriasian Bambang Catur Puspitowarno mengatakan, penangkapan ini adalah hasil pengembangan dari operasi sehari sebelumnya yang menangkap 2 magribi.
"Atas dasar mengganggu ketertiban umum, kita melakukan operasi gabungan dan berhasil menangkap 17 orang. Jadi sama yang kemarin menjadi 19 orang," ujar Bambang di Kantor Imigrasi Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/12/2014) malam.
Para magribi ini ditangkap di 4 titik berbeda di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Keempat tempat tersebut berupa vila yang ada di Puncak. "Para magribi ini biasa mangkal di jalan-jalan Puncak, setelah itu membuat keributan seperti mabuk-mabukan," ujar Bambang.
Dibandrol Rp 5 Juta Per Jam
Bambang menjelaskan, 17 PSK yang ditangkap adalah orang Maroko, 1 orang sudah menetap sekitar 1 bulan. "Rata-rata usia mereka berusia 20 sampai 30 tahun. Mereka datang menggunakan visa turis. Jadi kedoknya mau berlibur, namun ternyata jadi PSK," papar dia.
Saat ini 17 magribi ini sudah diamankan di Kantor Imigrasi Bogor. "Kita akan proses secara administrasi. Untuk sanksi bisa dideportasi. Untuk sementara kita tahan di Imigrasi Bogor sambil menunggu proses penyidikan," tegas Bambang.
Sementara Kepala Imigrasi Bogor Herman Lukman mengatakan, para penjaja seks tersebut umumnya dibandrol dengan harga Rp 5 juta per jam.
"Dari hasil penyidikan 2 orang yang tertangkap kemarin, mereka dibandrol dengan harga Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta per jam atau shortime. Biasanya mereka keluar malam hari dan biasa mangkal di vila atau di salon kecantikan yang ada di sekitaran Puncak," kata dia di Kantor Imigrasi Bogor.
Kehadiran para magribi di Puncak, lanjut Herman, sangat meresahkan warga sekitar. Sebab, selain sering membuat keributan, mereka juga kerap mabuk-mabukan. "Jadi banyak laporan dari warga yang mengatakan banyak PSK dari Maroko yang membuat onar di Puncak," ujar dia. (Rmn)
19 'Magribi' Puncak Diamankan Imigrasi Bogor
Kepala Imigrasi Bogor Herman Lukman mengatakan, para penjaja seks asal Maroko ini umumnya dibandrol dengan harga Rp 5 juta per jam.
diperbarui 04 Des 2014, 06:30 WIBKepala Imigrasi Bogor Herman Lukman mengatakan, para penjaja seks asal Maroko ini umumnya dibandrol dengan harga Rp 5 juta per jam. (Liputan6.com/Bima Firmansyah)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dinilai Menistakan Agama, Pria di Depok Babak Belur Dihajar Sejumlah Orang
Definisi Brand Kosmetik Lokal Versi Wardah, Tidak Sekadar Pasang Label
Aktris Korea Selatan Kim Sae Ron Meninggal Dunia, Polisi Tengah Selidiki Penyebab Kematian
Meski Memiliki Dampak Buruk, Tambang Ilegal Pohuwato Tetap Beroperasi
Persija Jakarta vs Persib Bandung Imbang di BRI Liga 1, Semangat Tarung Pangeran Biru Disanjung
Indonesia Pecundangi China, Ini Rahasia Rinov/Fadia Tampil Gacor di Final Badminton Asia Mixed Team Championship 2025
Mengintip Perkembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
Kim Sae Ron Meninggal Dunia di Usia 24 Tahun, Pernah Kena Cancel Culture
Ramadan Ceria Bersama Mentari TV, Ada Cipung Hingga Abang L Bikin Ibadah Puasa Makin Semangat
Petrokimia Gresik Bidik Realisasi Program Makmur di Lahan 190 Ribu Ha
Prabowo Tawarkan Koalisi Permanen, Pengamat: Untuk Jamin Loyalitas KIM Plus
Ilmuwan Austria Bagikan Cara Jitu Agar Anjing Peliharaan Patuh ke Pemilik